Rabu malam, semuanya tampak baik-baik saja. Sama seperti malam-malam sebelumnya. Saya bersama Ani, temanku yang datang dari Kalimantan masih tenggelam dalam cerita-cerita kehidupan kami yang belum sempat kami ceritakan satu sama lain semenjak berpisah jarak beberapa waktu silam. Tiba-tiba kakak temanku menelfon meminta tolong untuk di bookingkan tiket untuk tantenya dengan rute Makassar-Jayapura hari kamis. Saya dengan sigap membantu untuk membookingkan tiket dan membayarkannya dalam waktu sekejap, mengingat jadwal keberangkatannya tinggal menghitung jam. Jadwal tiketnya hari kamis jam 3 subuh. Setelah tiket saya booking dan bayarkan saya lanjut untuk membantunya check in. Agar kiranya nanti dini hari si empunya tiket tak begitu terburu-buru ke Bandara. Foto screenshoot check in saya kirimkan ketemanku sebagai barang bukti yang akan dibawa saat mengambil boarding pass nanti di Bandara. Saya menjelaskan sekenanya apa yang mesti dilakukan nanti ketika sampai di Bandara.
Setelah merasa semuanya sudah jelas. Saya melakukan telefonan dengan salah seorang teman yang sekarang lagi menjalankan tugas sebagai Pemuda Pengajar Desa di Halmahera Selatan. Kami saling bertukar cerita. Tentang aktifitas, tentang rencana kedepannya dan tentang banyak hal. Hingga 2 jam obrolan pun tak begitu terasa. Baterai hp tersisa 20% lebih. Setelah obrolan di hp kami akhiri, saya tidur didepan TV dalam kondisi hp masih aktif dan lampu masih menyala. Khusus malam itu, sengaja hp dan lampu saya biarkan hidup untuk menunggu temanku datang. Setelah balik dari Bandara mengantar keluarganya, saya menunggunya membawakan berkas-berkasku yang telah di scankan beberapa hari yang lalu.
Jam 3 subuh, pintu rumah diketuk. Masih dalam keadaan setengah sadar, aku bangun membukakan pintu. Aku masih mengingat jelas muka temanku yang pucat pasih sambil berkata lirih "tanteku ketinggalan pesawat, hpmu kenapa gak aktif, dari tadi saya telefon gak aktif-aktif". Aktif kok, belaku. "Hpku sengaja aku aktifkan dan lampu masih saya nyalakan demi untuk menunggumu", sambungku. "Gak aktif", sambungnya dengan suara yang sudah mulai meninggi. Aku bergegas kedepan TV dan melihat hpku, ternyata lowbat total. "Ya Allah, padahal tadi masih 20% lebih sebelum aku tidur, kok bisa mati ya", jelasku dalam keadaan panik.
Tak lama kemudian, mama temanku, beserta tante-omnya masuk kerumah. "Jadi gimana ini? Siapa yg akan bertanggung jawab untuk membelikan tiket baru". Tanya mereka. Plaakkk. Matiii aku. Mereka memintaku untuk bertanggung jawab atas ketinggalan pesawat yang mereka alami. Karena aku yang telah membookingkan tiket dan karena hpku tidak aktif. Ah gilaaa, dimana coba saya bisa ambil uang 2 juta dalam waktu beberapa hari, mana mau berangkat untuk tes keluar kota lagi. Seketika kurasa ingin berteriak sekencang-kencangnya. Ini kok niat ngebantu orang tapi jatuhnya malah nyusahin diri sendiri. Pengen teriak, pengen marah, kesel, tapi gak tau sama siapa.
Setelah suasananya agak tenang. Aku bertanya kepada temanku kronologinya sampai tantenya ketinggalan pesawat. "Jadi ceritanya, temanku ini mengira setelah check in bisa langsung kepesawat tanpa check in ulang lagi di Bandara, alhasil dia beserta tantenya agak slow menuju bandara. Sampai di Bandara sudah kurang 30 menit lagi sebelum jadwal keberangkatan, counter check in sudah tutup, dan tante temanku sudah tidak diberikan kesempatan untuk ikut terbang. Saat tante temanku ngotot dengan berbagai dalih, petugas bandara pun lebih ngotor lagi mempertanyakan boarding passnya. Tak menemukan jalan keluar, akhirnya mereka memutuskan untuk rame-rame kerumahku."
Aku dan temanku berusaha untuk berpikir mencari jalan keluar. Kami sepakat menggantinya bersama. Dan untuk keberangkatan tantenya ke Jayapura kami pake uang tiket yang sedianya dipake untuk pulang ke Makassar dulu untuk sementara. Sembari mencari uang untuk membelikan tiket balik. Kami langsung membookingkan tiket di hari yang sama dengan jadwal keberangkatan siang.
Saat tulisan ini ditulis, aku dan temanku masih dakam keadaan gundah gulana, bingung tak karuan mencari uang pengganti untuk membelikan tiket balik untuk tante temanku yang sedianya akan balik tanggal 24 Mei. Huhuhu
Semoga segera ada jalan keluar dan semoga kelak ada hikmah dan pelajaran yang bisa aku dan temanku ambil dalam kejadian ini.
Bandung, 20 Mei 2017.
19:08 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar