Setelah
rentan waktu yang cukup lama, yakni 9 Januari hingga 9 April 2017. Akhirnya
tanggal 10 April pengumuman relawan terpilih Kelas Inspirasi Konawe. Berlanjut
briefing di tanggal 28 April dan Hari Inspirasi dan refleksi di tanggal 29
April.
Makassar, 28-04-2017
Jam
10 pagi. Saya, Kak Udpa, Kak Urri dan Oky berangkat dari bandara Sultan
Hasanuddin menuju ke Bandara Haluoleo Kendari. Kami sengaja mengambil pesawat
jam 10 dengan hitung-hitungan yang jelas kami bisa sampai di Konawe tepat pukul
2. Waktu yang telah disepakati untuk mulai briefing. Namun, rencana hanyalah
rencana. Terkadang rencana berbeda dengan realita. Kami boarding tepat waktu,
pesawatnya tidak delay. Tapi di pesawat yang mengalami keterlambatan. Pesawat
yang kami tumpangi, serta beberapa pesawat didepan dibelakang pesawat kami
mengalami antrian yang cukup lama. Kurang lebih sejam setelah kami berada di
landasan pacu, barulah pesawat kami mendapat jatah terbang.
On the air
Kendari,
28-04-2017
Menjelang
pukul 12 siang baru kami sampai di Bandara Haluoleo Kendari. Hanya beda
beberapa menit dengan pesawat Teh Arlet yang tiba pukul 12 lebih 5 menit. Sesammpainya
di bandara Kak Udpa dan Oky bersegera menuju mesjid untuk menunaikan sholat
jumat. Barulah setelah sholat jumat kami memikirkan kendaraan yang akan kami
gunakan menuju Konawe. Jam 1 lewat beberapa menit, mobil pak Irwansyah, salah
satu relawan di tim 2 datang untuk menjempuh kak Urri, akhirnya kak Ifa dan teh
Arlet juga ikut dalam mobil tersebut. Menyisakan kami bertiga. Saya, kak Udpa
dan Oky.
Mobil
yang harusnya kami tumpangi ke Konawe ternyata tidak bisa menjemput di bandara,
satu karena supirnya lagi ke Makassar, satunya lagi masih ganti oli. Jadi kami
memutuskan untuk mengambil mobil di bandara.
Saya
bersama kak Udpa berjalan menuju tempat mangkal para supir, dan kami berhasil
mendapat satu mobil yang akan membawa kami ke Konawe. Tarif 300rb dengan
berbekal carter. Kami pun sepakat dan si bapak supir mengambil mobilnya dan
membawanya ketempat barang-barang kami berada. Setelah itu baru kami bergegas
kelaur bandara. Tujuan pertama adalah menjemput Ami, teman Oky yang juga
merupakan salah satu relawan fotografer. Setelah menjemput Ami kami langsung
mencari warung makan, berhubung cacing-cacing diperut kami sudah bergeliat.
Warung makan padang merupakan pilihan kami untuk mengisi kekosongan perut.
Setelah makan dan rehat sejenak, kami lanjut kak Wira di hotel. Kak Wira ini
jugab temannya Oky, teman yang ketemu ketika TnT 5 Makassar, nah kak Wira ini
merupakan salah satu relawan pengajar di Kelas Inspirasi Konawe yang kebetulan
sehari sebelum hari Briefing ada tugas dinas di Kendari. Setelah menjemput kak
Wira, kami langsung bergerak menuju ke Konawe. Yuuuhuuu capcuuus cyiiin.
Mobil,
28-04-2017
Perjalanan
baru saja di mulai, kami berkenalan satu sama lain. Ada saya, kak Udpa, Oky,
kak Wira, Amy, serta bapak supir. Kami mengobrol banyak hal, ngalur ngidul di
mobil, bercanda dan tertawa layaknya teman lama yang baru bersua kembali. Setengah
perjalanan, tepatnya di Pondidaha, kami singgah untuk menunaikan sholat Ashar.
Hpku pun berdering terus, chat dan telefon dari PM yang menanyakan keberadaan
kami. “kalau sudah ada 10 relawan yang
datang di mulai aja kak, spanduk sudah dibawah oleh kak Urri dimobilnya pak
Irwansyah, nanti kami nyusul datang briefing. Maaf atas keterlamabatan kami”.
Itu sepenggal pesan singkat yang kukirim ke kak Khafid dan kak Ari. Rencana
untuk datang tepat waktu ternyata hanyalah sebuah angan belaka. Kami baru
sampai di Konawe menjelang pukul 4.
Konawe,
28-04-2017
Menjelang
pukul 4 kami sudah masuk di kota Unaaha, ibu kota kabupaten Konawe. Mobil
membawa kami menuju SMP N 2 Unaaha tempat briefing dilaksanakan. Setibanya di
SMP N 2 Unaaha kami disambut senyum merekah oleh kak Khafid serta salam hangat
oleh beberapa PM dan panlok. Briefing ternyata sudah dimulai, meski baru saja
dibuka oleh MC. Saat kami sampai kami langsung menuju ruangan briefing untuk
mengikuti prosesi. Saya tertahan di meja registrasi. Membantu memasukkan id
card ke plastik yang kemudian akan dibagikan kepada para relawan.
Didalam
ruangan sudah masuk sesi Menyanyikan Lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh kak
Edison. Dilanjutkan laporan ketua panitia. Lalu dilanjutkan Ice breaking yang
dipandu oleh kak Khafid dan kak Aqim, lalu kemudian penjelasan mengenai Kelas
Inspirasi oleh kak Udpa. Nah pada sesi saya harus merogoh kocek untuk membayar
pematerinya. Hihihi. Ini bukan kali pertama saya dan kak Udpa bekerja sama.
Pengalaman sebelum-sebelumnya ketika dia harus bicara gratis, hasilnya pasti
tidak maksimal. Jadi saya mengantisipasi dengan uang 5.000 agar kak Udpa
memberikan usaha yang maksimal dan tidak malu-maluin gengs hihihihi.
Selanjutnya penjelasan Boomberbe oleh kak Ari dan dilanjutkan pembagian tim dan
diskusi masing-masing tim.
Ice breaking
Nah,
karena briefing terlambat jadi semua ikut molor. Hingga maghrib menjelang, dan
suasana sudah mulai gelap diskusi tim pun harus diakhiri. Dan dilanjutkan pada
malam harinya. Berhubung disekolah tidak ada lampu yang bisa menjadi penerang.
Kami bergegas untuk sholat maghrib, dan setelah itu baru mengembalikan kursi
dan meja yang sebelumnya harus digeser ke kelas sebelah agar di ruangan
briefing bisa duduk lesehan menggunakan karpet.
Setelah
semuanya beres, kami terpecah ke beberapa tempat, ada yang ke penginapan 17,
ada yang ke hotel, PM kembali ke diklat, dan ada yang tidur dirumah relawan
yang kebetulan orang Konawe. Saya bersama beberapa relawan lain dan kak Udpa
menuju ke penginapan 17. Penginapan yang dulunya merupakan rumah wakil bupati
Konawe yang dialih fungsikan menjadi sebuah penginapan.
Kami
memesan 3 kamar. 2 kamar untuk cowok, dan 1 kamar besar untuk cewek. Biaya per
orang adalah 75.000. Dan kamar cewek yang diisi oleh 6 orang diberi diskon yang
seharusnya dibayar 450.000 menjadi 300.000. Ini merupakan kerja keras kak Urri
untuk merayu bapaknya agar memberi diskon. Hahahaha. Akhirnya kami mendapat
tempat datar untuk istirahat dan bersih-bersih.
Ba’da
isya semua sudah hectic dengan urusan masing-masing. Saya sama kak Udpa menuju
ruangan receptionist untuk menanyakan tempat untuk sewa motor, yang akan kami
gunakan untuk safari sekolah esok harinya. Maklum kami adalah tim hore hore
yang tidak memiliki sekolah, jadi kami berinisiatif untuk safari sekolah. Alhamdulillah
rejeki anak yang tidak sholeh sholeh amat, bapak si pengelola penginapan
memberi pinjaman motor secara gratis, katanya ini adalah ladang amal. Meskipun
awalnya bapak sangat money orienteed tapi
setelah bercerita banyak dengan kak Urri, bapaknya luluh dan mungkin kasihan
kepada kami dari tempat yang jauh dengan biaya sendiri datang untuk berkegiatan
sosial di kotanya. “setelah mendengar
cerita temanmu tadi, saya jadi mikir ini bisa menjadi ladang amal untuk saya,
bukan hanya tentang bisnis. Tapi bisalah ya sepulang dikota masing-masing
mempromosikan penginapan saya yang baru ini”, begitu kata bapaknya. Oke
pak, kami siap endorse, hehehe.
Menjelang
pukul 9 malam, kak Sandi, kak Edison, kak Ahkam serta satu orang panlok lagi
datang di penginapan. Mereka briefing tim dan lanjut ngobrol lepas dengan kami,
sembari menunggu kak Widi, kak Wira dan kak Danang yang masih dalam perjalanan
ke Konawe dari Kendari. Pukul 11 lewat barulah mereka datang. Kak Widi memilih
untuk menginap di penginapan kami, dan kak Wira serta kak Danang dan satu orang
temannya lagi menuju hotel Nugraha, karena penginapan yang kami tempati sudah
tidak memiliki kamar kosong lagi. Akhirnya kak Edison dan kak sandi mengantar
mereka pulang.
Saya
pun pamit masuk ke kamar. Menyisakan kak Udpa, Fuadul dan beberapa teman lagi
yang masih mengobrol di teras. Di kamar hanya berisi 2 springbed dengan
komposisi 3 orang setiap kasur. Tempat yang sudah disediakan untuk saya, saya
berikan untuk kak Widi yang sudah sangat kelelahan. Meskipun sebenarnya saya
bisa menyelip dimana saja, karena kasurnya muat untuk 4 orang. Tapi saya
memilih untuk tidur dibawah, berbekal dua gulingb dan Sleeping bed. Tidur pun
pulas dalam mimpi-mimpi yang indah.
Konawe,
29-04-2017
Hari
Inspirasi pun tiba. Para relawan berrsiap untuk ke sekolah masing-masing. Ada 4
sekolah yang menjadi titik Inspirasi. SD 1 Puosu, SD N Sanuanggamo, SD N 1
Trimulya serta SD Korumba. Setiap sekolah memiliki 5-7 relawan pengajar, 1
fotografer, 1 fasilitator dan 1 lagi pendamping fasil. Jarak dari satu SD ke SD
lain saling berjauhan. SD yang paling dekat adalah SD 1 Puosu. Saya dan kak
Udpa memutuskan untuk mengunjungi dan mengikuti pembukaan di SD 1 Puosu. Kami
melakukan live report, foto-foto dan ikut senam sebagai konsep opening. Ketika
para relawan sudah masuk dikelas masing-masing. Saya dan kak Udpa melanjutkan
safari ke SD berikutnya. Yakni SD N Sanuanggamo. Jaraknya lumayan jauh, dan
kontur jalan tidak begitu mulus. Hampir sejam baru kami sampai di SD tujuan. Di
SD N Sanuanggamo para relawan sudah berada dikelas masing-masing menjadi role
model atas profesi yang mereka jelaskan. Fotografer berkeliling mengambil
gambar dan pendamping fasil bertugas menjadi time keeper. Sekitar setengah jam kami di SD N Sanuanggamo, kami
berencana untuk mengunjungi SD N Trimulya yang jaraknya juga jauh. Namun berhubung
motor yang dipinjamkan si bapak lajunya tidak begitu cepat. Dan jarum jam sudah
menunjukkan pukul 10. Maka kunjungan ke dua sekolah terakhir harus kami
batalkan.
Tim 1
Tim 2
Tim 3
Tim 4
Kami
sepakat untuk menuju tempat refleksi untuk membantu menyiapkan kebutuhan refleksi.
Namun sebelumnya saya dan kak Udpa kembali ke penginapan. Sembari menunggu kak
Wike (Panlok) untuk mencari genset. Nah sesampainya dipenginapan kami masuk di
kamar masing-masing. Ada kejadian aneh saat kami di penginapan. Orang jalan dan
buka pintu selalu terdengar begitu ramai. Padahal hanya saya dan kak Udpa yang
berada dipenginapan. Saya tidak menggubris, saya menyangkanya kak Udpa yang
kurang kerjaan keluar masuk kamar dan jalan-jalan. Tapi berbeda dengan kak
Udpa, dia mengintip keluar kamar dan tidak mendapati siapa-siapa. Cerita kami
baru bertemu setelah kami meninggalkan penginapan dan menuju ke lokasi
refleksi. Kami tertawa dan merinding di waktu bersamaan. Cerita tersebut
menyebar ke teman-teman penginapan yang lain. Dan kak Urri yang malam
sebelumnya jatuh memilih untuk tidak mendengar keanehan yang kami alami.
Setelah
sholat duhur saya dan kak Udpa bergegas menuju tempat refleksi. Sesampainya
ditempat refleksi ternyata gerbang bendungan tidak buka. Kami akhirnya kembali
lagi ke penginapan, mengambil sticky note yang ketinggalan, lalu pergi untuk
makan es cendol. Setelah makan es cendol baru sadar kalo masih ada yang
ketinggalan. Buku yang mau di donasikan ketinggalan di penginapan, jadi kami
kembali lagi. Sewaktu mau menuju ke lokasi refleksi, tim 2 dari SD N
Sanuanggamo sudah balik, jadi kami bablas bercerita, mendengar cerita dari para
relawan saat hari inspirasi tadi. Menjelang jam 2 baru kami bergegas menuju
lokasi refleksi. Sesampainya di lokasi refleksi sudah ada tim 1 yang menunggu,
spanduk juga sudah terpasang, genset tinggal dinyalakan.
Kami
tinggal memperbaiki spanduk yang dijadikan pantulan LCD untuk memutar video
serta menyusun rundown refleksi sembari menunggu teman-teman tim lain datang.
Sekitar pukul 3 semua tim sudah berdatangan dan acara refleksi pun dimulai.
Salah
satu agenda dari refleksi adalah mendengar testimoni dari dr. Arlet salah
seorang relawan dari Bandung yang telah mengikuti Kelas Inspirasi sebanyak 38
kali. Dalam testimoninya beliau bercerita tentang pengalaman di sekolah,
mengapresiasi fasilitator dari Pengajar Muda sebagaimana Kelas Inspirasi yang
awal-awal. Serta beberapa kalimat-kalimat yang membuat kami semua tambah
semangat.
Ada
beberapa hasil yang bisa disimpulkan dari hasil refleksi. Diantaranya : perlu
adanya komunikasi yang baik antar tim, mengintenskan komunikasi, mematangkan
persiapan, memperbaiki managemen waktu, serta fokus ke sekolah terpencil dan
menambah jenis jenis ice breaking. Adapun problem solving yang ditawarkan
adalah pameran foto dari kelas Inspirasi yang bisa stimulus semangat para
relawan lokal untuk melanjutkan kegiatan serupa nantinya.
Foto pasca refleksi
Foto saat menyanyikan Indonesia Raya
Foto bersama PM XII Konawe
Setelah
kegiatan refleksi selesai, dilanjutkan dengan foto bersama dan kembali ke
kediaman masing-masing. Saya bersama teman-teman lainnya dengan mengendarai dua
mobil meluncur menuju ke Kendari dan tak lupa singgah di PJR (Penjual Jagung
Rebus) di Pondidaha.
Alhamdulillah
selesai juga semua rangkaian kegiatan kelas Inspirasi.
Terimakasih
untuk semua pihak yang telah terlibat dan membantu mulai dari proses persiapan
hingga selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar