Selasa, 02 Mei 2017

Perjalanan Kelas Inspirasi Konawe



Setelah rentan waktu yang cukup lama, yakni 9 Januari hingga 9 April 2017. Akhirnya tanggal 10 April pengumuman relawan terpilih Kelas Inspirasi Konawe. Berlanjut briefing di tanggal 28 April dan Hari Inspirasi dan refleksi di tanggal 29 April.


Makassar, 28-04-2017
Jam 10 pagi. Saya, Kak Udpa, Kak Urri dan Oky berangkat dari bandara Sultan Hasanuddin menuju ke Bandara Haluoleo Kendari. Kami sengaja mengambil pesawat jam 10 dengan hitung-hitungan yang jelas kami bisa sampai di Konawe tepat pukul 2. Waktu yang telah disepakati untuk mulai briefing. Namun, rencana hanyalah rencana. Terkadang rencana berbeda dengan realita. Kami boarding tepat waktu, pesawatnya tidak delay. Tapi di pesawat yang mengalami keterlambatan. Pesawat yang kami tumpangi, serta beberapa pesawat didepan dibelakang pesawat kami mengalami antrian yang cukup lama. Kurang lebih sejam setelah kami berada di landasan pacu, barulah pesawat kami mendapat jatah terbang.

On the air


Kendari, 28-04-2017
Menjelang pukul 12 siang baru kami sampai di Bandara Haluoleo Kendari. Hanya beda beberapa menit dengan pesawat Teh Arlet yang tiba pukul 12 lebih 5 menit. Sesammpainya di bandara Kak Udpa dan Oky bersegera menuju mesjid untuk menunaikan sholat jumat. Barulah setelah sholat jumat kami memikirkan kendaraan yang akan kami gunakan menuju Konawe. Jam 1 lewat beberapa menit, mobil pak Irwansyah, salah satu relawan di tim 2 datang untuk menjempuh kak Urri, akhirnya kak Ifa dan teh Arlet juga ikut dalam mobil tersebut. Menyisakan kami bertiga. Saya, kak Udpa dan Oky. 

Mobil yang harusnya kami tumpangi ke Konawe ternyata tidak bisa menjemput di bandara, satu karena supirnya lagi ke Makassar, satunya lagi masih ganti oli. Jadi kami memutuskan untuk mengambil mobil di bandara.

Saya bersama kak Udpa berjalan menuju tempat mangkal para supir, dan kami berhasil mendapat satu mobil yang akan membawa kami ke Konawe. Tarif 300rb dengan berbekal carter. Kami pun sepakat dan si bapak supir mengambil mobilnya dan membawanya ketempat barang-barang kami berada. Setelah itu baru kami bergegas kelaur bandara. Tujuan pertama adalah menjemput Ami, teman Oky yang juga merupakan salah satu relawan fotografer. Setelah menjemput Ami kami langsung mencari warung makan, berhubung cacing-cacing diperut kami sudah bergeliat. Warung makan padang merupakan pilihan kami untuk mengisi kekosongan perut. Setelah makan dan rehat sejenak, kami lanjut kak Wira di hotel. Kak Wira ini jugab temannya Oky, teman yang ketemu ketika TnT 5 Makassar, nah kak Wira ini merupakan salah satu relawan pengajar di Kelas Inspirasi Konawe yang kebetulan sehari sebelum hari Briefing ada tugas dinas di Kendari. Setelah menjemput kak Wira, kami langsung bergerak menuju ke Konawe. Yuuuhuuu capcuuus cyiiin.

Mobil, 28-04-2017
Perjalanan baru saja di mulai, kami berkenalan satu sama lain. Ada saya, kak Udpa, Oky, kak Wira, Amy, serta bapak supir. Kami mengobrol banyak hal, ngalur ngidul di mobil, bercanda dan tertawa layaknya teman lama yang baru bersua kembali. Setengah perjalanan, tepatnya di Pondidaha, kami singgah untuk menunaikan sholat Ashar. Hpku pun berdering terus, chat dan telefon dari PM yang menanyakan keberadaan kami. “kalau sudah ada 10 relawan yang datang di mulai aja kak, spanduk sudah dibawah oleh kak Urri dimobilnya pak Irwansyah, nanti kami nyusul datang briefing. Maaf atas keterlamabatan kami”. Itu sepenggal pesan singkat yang kukirim ke kak Khafid dan kak Ari. Rencana untuk datang tepat waktu ternyata hanyalah sebuah angan belaka. Kami baru sampai di Konawe menjelang pukul 4.

Konawe, 28-04-2017
Menjelang pukul 4 kami sudah masuk di kota Unaaha, ibu kota kabupaten Konawe. Mobil membawa kami menuju SMP N 2 Unaaha tempat briefing dilaksanakan. Setibanya di SMP N 2 Unaaha kami disambut senyum merekah oleh kak Khafid serta salam hangat oleh beberapa PM dan panlok. Briefing ternyata sudah dimulai, meski baru saja dibuka oleh MC. Saat kami sampai kami langsung menuju ruangan briefing untuk mengikuti prosesi. Saya tertahan di meja registrasi. Membantu memasukkan id card ke plastik yang kemudian akan dibagikan kepada para relawan.

Didalam ruangan sudah masuk sesi Menyanyikan Lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh kak Edison. Dilanjutkan laporan ketua panitia. Lalu dilanjutkan Ice breaking yang dipandu oleh kak Khafid dan kak Aqim, lalu kemudian penjelasan mengenai Kelas Inspirasi oleh kak Udpa. Nah pada sesi saya harus merogoh kocek untuk membayar pematerinya. Hihihi. Ini bukan kali pertama saya dan kak Udpa bekerja sama. Pengalaman sebelum-sebelumnya ketika dia harus bicara gratis, hasilnya pasti tidak maksimal. Jadi saya mengantisipasi dengan uang 5.000 agar kak Udpa memberikan usaha yang maksimal dan tidak malu-maluin gengs hihihihi. Selanjutnya penjelasan Boomberbe oleh kak Ari dan dilanjutkan pembagian tim dan diskusi masing-masing tim.

Ice breaking

Nah, karena briefing terlambat jadi semua ikut molor. Hingga maghrib menjelang, dan suasana sudah mulai gelap diskusi tim pun harus diakhiri. Dan dilanjutkan pada malam harinya. Berhubung disekolah tidak ada lampu yang bisa menjadi penerang. Kami bergegas untuk sholat maghrib, dan setelah itu baru mengembalikan kursi dan meja yang sebelumnya harus digeser ke kelas sebelah agar di ruangan briefing bisa duduk lesehan menggunakan karpet.

Setelah semuanya beres, kami terpecah ke beberapa tempat, ada yang ke penginapan 17, ada yang ke hotel, PM kembali ke diklat, dan ada yang tidur dirumah relawan yang kebetulan orang Konawe. Saya bersama beberapa relawan lain dan kak Udpa menuju ke penginapan 17. Penginapan yang dulunya merupakan rumah wakil bupati Konawe yang dialih fungsikan menjadi sebuah penginapan. 

Kami memesan 3 kamar. 2 kamar untuk cowok, dan 1 kamar besar untuk cewek. Biaya per orang adalah 75.000. Dan kamar cewek yang diisi oleh 6 orang diberi diskon yang seharusnya dibayar 450.000 menjadi 300.000. Ini merupakan kerja keras kak Urri untuk merayu bapaknya agar memberi diskon. Hahahaha. Akhirnya kami mendapat tempat datar untuk istirahat dan bersih-bersih.

Ba’da isya semua sudah hectic dengan urusan masing-masing. Saya sama kak Udpa menuju ruangan receptionist untuk menanyakan tempat untuk sewa motor, yang akan kami gunakan untuk safari sekolah esok harinya. Maklum kami adalah tim hore hore yang tidak memiliki sekolah, jadi kami berinisiatif untuk safari sekolah. Alhamdulillah rejeki anak yang tidak sholeh sholeh amat, bapak si pengelola penginapan memberi pinjaman motor secara gratis, katanya ini adalah ladang amal. Meskipun awalnya bapak sangat money orienteed tapi setelah bercerita banyak dengan kak Urri, bapaknya luluh dan mungkin kasihan kepada kami dari tempat yang jauh dengan biaya sendiri datang untuk berkegiatan sosial di kotanya. “setelah mendengar cerita temanmu tadi, saya jadi mikir ini bisa menjadi ladang amal untuk saya, bukan hanya tentang bisnis. Tapi bisalah ya sepulang dikota masing-masing mempromosikan penginapan saya yang baru ini”, begitu kata bapaknya. Oke pak, kami siap endorse, hehehe.

Menjelang pukul 9 malam, kak Sandi, kak Edison, kak Ahkam serta satu orang panlok lagi datang di penginapan. Mereka briefing tim dan lanjut ngobrol lepas dengan kami, sembari menunggu kak Widi, kak Wira dan kak Danang yang masih dalam perjalanan ke Konawe dari Kendari. Pukul 11 lewat barulah mereka datang. Kak Widi memilih untuk menginap di penginapan kami, dan kak Wira serta kak Danang dan satu orang temannya lagi menuju hotel Nugraha, karena penginapan yang kami tempati sudah tidak memiliki kamar kosong lagi. Akhirnya kak Edison dan kak sandi mengantar mereka pulang.

Saya pun pamit masuk ke kamar. Menyisakan kak Udpa, Fuadul dan beberapa teman lagi yang masih mengobrol di teras. Di kamar hanya berisi 2 springbed dengan komposisi 3 orang setiap kasur. Tempat yang sudah disediakan untuk saya, saya berikan untuk kak Widi yang sudah sangat kelelahan. Meskipun sebenarnya saya bisa menyelip dimana saja, karena kasurnya muat untuk 4 orang. Tapi saya memilih untuk tidur dibawah, berbekal dua gulingb dan Sleeping bed. Tidur pun pulas dalam mimpi-mimpi yang indah.

Konawe, 29-04-2017
Hari Inspirasi pun tiba. Para relawan berrsiap untuk ke sekolah masing-masing. Ada 4 sekolah yang menjadi titik Inspirasi. SD 1 Puosu, SD N Sanuanggamo, SD N 1 Trimulya serta SD Korumba. Setiap sekolah memiliki 5-7 relawan pengajar, 1 fotografer, 1 fasilitator dan 1 lagi pendamping fasil. Jarak dari satu SD ke SD lain saling berjauhan. SD yang paling dekat adalah SD 1 Puosu. Saya dan kak Udpa memutuskan untuk mengunjungi dan mengikuti pembukaan di SD 1 Puosu. Kami melakukan live report, foto-foto dan ikut senam sebagai konsep opening. Ketika para relawan sudah masuk dikelas masing-masing. Saya dan kak Udpa melanjutkan safari ke SD berikutnya. Yakni SD N Sanuanggamo. Jaraknya lumayan jauh, dan kontur jalan tidak begitu mulus. Hampir sejam baru kami sampai di SD tujuan. Di SD N Sanuanggamo para relawan sudah berada dikelas masing-masing menjadi role model atas profesi yang mereka jelaskan. Fotografer berkeliling mengambil gambar dan pendamping fasil bertugas menjadi time keeper. Sekitar setengah jam kami di SD N Sanuanggamo, kami berencana untuk mengunjungi SD N Trimulya yang jaraknya juga jauh. Namun berhubung motor yang dipinjamkan si bapak lajunya tidak begitu cepat. Dan jarum jam sudah menunjukkan pukul 10. Maka kunjungan ke dua sekolah terakhir harus kami batalkan.


Tim 1


Tim 2

Tim 3

Tim 4


Kami sepakat untuk menuju tempat refleksi untuk membantu menyiapkan kebutuhan refleksi. Namun sebelumnya saya dan kak Udpa kembali ke penginapan. Sembari menunggu kak Wike (Panlok) untuk mencari genset. Nah sesampainya dipenginapan kami masuk di kamar masing-masing. Ada kejadian aneh saat kami di penginapan. Orang jalan dan buka pintu selalu terdengar begitu ramai. Padahal hanya saya dan kak Udpa yang berada dipenginapan. Saya tidak menggubris, saya menyangkanya kak Udpa yang kurang kerjaan keluar masuk kamar dan jalan-jalan. Tapi berbeda dengan kak Udpa, dia mengintip keluar kamar dan tidak mendapati siapa-siapa. Cerita kami baru bertemu setelah kami meninggalkan penginapan dan menuju ke lokasi refleksi. Kami tertawa dan merinding di waktu bersamaan. Cerita tersebut menyebar ke teman-teman penginapan yang lain. Dan kak Urri yang malam sebelumnya jatuh memilih untuk tidak mendengar keanehan yang kami alami.

Setelah sholat duhur saya dan kak Udpa bergegas menuju tempat refleksi. Sesampainya ditempat refleksi ternyata gerbang bendungan tidak buka. Kami akhirnya kembali lagi ke penginapan, mengambil sticky note yang ketinggalan, lalu pergi untuk makan es cendol. Setelah makan es cendol baru sadar kalo masih ada yang ketinggalan. Buku yang mau di donasikan ketinggalan di penginapan, jadi kami kembali lagi. Sewaktu mau menuju ke lokasi refleksi, tim 2 dari SD N Sanuanggamo sudah balik, jadi kami bablas bercerita, mendengar cerita dari para relawan saat hari inspirasi tadi. Menjelang jam 2 baru kami bergegas menuju lokasi refleksi. Sesampainya di lokasi refleksi sudah ada tim 1 yang menunggu, spanduk juga sudah terpasang, genset tinggal dinyalakan. 

Kami tinggal memperbaiki spanduk yang dijadikan pantulan LCD untuk memutar video serta menyusun rundown refleksi sembari menunggu teman-teman tim lain datang. Sekitar pukul 3 semua tim sudah berdatangan dan acara refleksi pun dimulai.

Salah satu agenda dari refleksi adalah mendengar testimoni dari dr. Arlet salah seorang relawan dari Bandung yang telah mengikuti Kelas Inspirasi sebanyak 38 kali. Dalam testimoninya beliau bercerita tentang pengalaman di sekolah, mengapresiasi fasilitator dari Pengajar Muda sebagaimana Kelas Inspirasi yang awal-awal. Serta beberapa kalimat-kalimat yang membuat kami semua tambah semangat.

Ada beberapa hasil yang bisa disimpulkan dari hasil refleksi. Diantaranya : perlu adanya komunikasi yang baik antar tim, mengintenskan komunikasi, mematangkan persiapan, memperbaiki managemen waktu, serta fokus ke sekolah terpencil dan menambah jenis jenis ice breaking. Adapun problem solving yang ditawarkan adalah pameran foto dari kelas Inspirasi yang bisa stimulus semangat para relawan lokal untuk melanjutkan kegiatan serupa nantinya.
Foto pasca refleksi

Foto saat menyanyikan Indonesia Raya

Foto bersama PM XII Konawe


Setelah kegiatan refleksi selesai, dilanjutkan dengan foto bersama dan kembali ke kediaman masing-masing. Saya bersama teman-teman lainnya dengan mengendarai dua mobil meluncur menuju ke Kendari dan tak lupa singgah di PJR (Penjual Jagung Rebus) di Pondidaha. 

Alhamdulillah selesai juga semua rangkaian kegiatan kelas Inspirasi. 

Terimakasih untuk semua pihak yang telah terlibat dan membantu mulai dari proses persiapan hingga selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...