Banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa kita
paksakan, pun tak semuanya harus sejalan dengan apa yang kita inginkan. “Impian adalah sebuah kebahagiaan yang tak
pernah teraih. Kenyataan adalah sesuatu yang pahit, Tri Mastoyo”.
Seperti saat ini, aku harus terjebak dalam dunia
yang sama sekali tak pernah kusukai. Jangankan suka, memikirkannya saja tidak
pernah. Ya, dunia politik. Saat ini, atau mungkin sudah dari dulu, tapi aku
yang baru menyadarinya, dunia politik
tidak hanya mereka yang duduk di singgasana perwakilan-perwakilan rakyat di
pemerintahan, namun telah merambah ke dunia kampus.
Rangkaian pemilihan demi pemilihan sudah terjadwal,
kampanye politik dengan poster keunggulan masing-masing calon berseliweran di grup-grup,
pun juga persuasi dalam kehidupan nyata. Saling mengunggulkan kandidat calon
dengan sesuatu yang bahkan tidak penting namun tetap dihubung-hubungkan agar nampak
sebagai sebuah keunggulan. Palsu! Drama! Aku tak suka!
Aku hampir frustasi menghadapi situasi seperti ini,
serangan politik datang dari berbagai penjuru, kiri, kanan, depan, belakang! Aku
tak suka! Aku terjebak! Teman-teman dekatku ada dalam daftar calon-calon yang
bertaruh demi menduduki singgasana kekuasaan. Aku mau berlari, namun aku tak
mampu. Aku terjebak! Terjebak dalam kondisi untuk ikut andil mengkampanyekan
dan mensosialisakan teman-temanku yang mencalonkan diri. Aku tak suka!
Aku tak suka!
Tapi mau atau tidak, ikhlas atau tidak, aku harus
berdamai dengan keadaan agar aku tak stress menghadapi semua ini, agar aku bisa
menikmati dan menjalaninya. Aku kembali harus belajar menjalani sesuatu yak tak
aku sukai. Teringat kata Pak Inu, salah satu pembicara pada stadium general Mubes HMP kala itu “kamu boleh benar, tapi orang lain belum
tentu salah. Kalau ada sesuatu yang baru, kalau ada sesuatu yang tak kamu
sukai, jangan di tolak mentah-mentah. Terima saja, pelajari dulu, diolah, kalau
baik ya diaplikasikan dalam hidup, kalau gak baik diambil sebagai sebuah
pelajaran”.
Selamat berdamai dan belajar dari ketidaksukaan.