Teman-teman pasti sudah tau kan RSIA itu apa? Ya, RSIA adalah singkatan dari Rumah Sakit Ibu dan Anak. Beberapa hari yang lalu karena ingin periksa di dokter obgyn akhirnya saya memutuskan untuk ke RSIA. Salah satu alasannya karena saat ini lagi masa-masa covid dan menurut saya RSIA adalah RS yang lebih aman dibandingkan RS umum.
Saya berangkat bersama seorang teman yang baru beberapa hari yang lalu menikah, dia juga hendak konsultasi ke dokter obgyn. Kejadian awkward dimulai saat baru mendaftar di bagian administrasi, ditanyain sudah menikah belum? Dengan tatapan ini anak kecil ngapain ke RSIA segala. Hahaha. Saya menjawab belum kak, sambil menceritakan saya hendak konsultasi apa ke dokter siapa. Untungnya sebelum ke RS saya sudah terlebih dahulu meminta rekomendasi ke teman yang sering ke RS tersebut, menanyakan nama-nama dokter yang sekiranya bagus dan pas di hati. Jadi saat mendaftar bisa langsung mention nama dokternya.
Info yang saya dapat dari teman kalau kita harus mendaftar sehari sebelum dokter tersebut praktik, agar melengkapi kebutuhan administrasi terlebih dahulu. Tapi saat mendaftar di bagian administrasi ternyata bisa langsung check up pas hari itu juga, jadi tidak perlu menunggu sampai besok dan besoknya lagi. Oke, bagian administrasi sudah dilewati. Sekarang lanjut ke bagian administrasi lantai dua untuk mendaftar lagi. Ditanyain dengan pertanyaan yang sama, sudah menikah belum, nama suaminya siapa? Belum juga menjawab satu pertanyaan sudah dijejal dengan pertanyaan lanjutan. Saya belum menikah kak, jawabku. Akhirnya ditanyain nama bapak untuk ditaroh di nama belakang saya. Gapapa ya pake nama bapak dulu, bulan depan atau tahun depan siapa tau udah jadi nyonya dari seseorang, batinku. Hahaha
Setelah beres dari bagian administrasi kedua selanjutnya disuruh menunggu. Waktu itu masih pukul 11.00 WITA sedangkan jadwal praktik dokternya pukul 13.00 WITA. Masih ada waktu dua jam untuk melakukan banyak hal. Saya dan teman saya pergi ke luar dulu untuk suatu keperluan. Barulah kembali ke RS lagi setelah pukul 13.00. Kali ini kami harus melapor di bagian perawat. Menceritakan masalah yang akan kami konsultasikan. Lagi-lagi ditanya status pernikahan, sudah pernah menikah, lalu perawatnya buru-buru mengganti pertanyaannya, sudah menikah? Mungkin perawatnya menyadari pertanyaan sebelumnya adalah pertanyaan yang aneh “sudah pernah menikah” akhirnya diganti sudah menikah? Hahaha
Setelah ditanya tiga kali dengan pertanyaan yang bermaksud sama “sudah menikah atau belum”? Saya akhirnya bisa menyimpulkan bahwa pertanyaan tersebut adalah pertanyaan wajib yang akan ditanyakan oleh petugas, ya jelas ajalah ya. Namanya RSIA jadi orang-orang yang datang mayoritas orang-orang yang hendak konsultasi mengenai kondisi kandungan, kehamilan, maupun urusan anak.
Dokter yang dijadwalkan praktik pukul 13.00 nyatanya baru mulai praktik saat jarum jam menunjukkan pukul 15.00 kurang. Saya pun baru mendapat giliran konsul menjelang pukul 17.00. Untung dokternya ramah dan menjelaskannya dengan jelas sehingga lelah menunggu lama pun akhirnya terbayarkan.
Saya konsultasi ke dokter karena ada masalah haid tidak lancar dan tidak teratur. Sebelumnya ditanya-tanyain sama dokter mengenai kondisi haidnya seperti apa, kapan terakhir haid, ada keluhan gak kalo lagi haid, dan pertanyaan yang tidak ketinggal sudah menikah belum? Setelah saya menjawab pertanyaan-pertanyaan dokternya akhirnya diajak menuju ke ruang USG. Alhamdulillah setelah USG ternyata sehat dan tidak ada masalah apa-apa, hanya saja ada penebalan di dinding Rahim yang menyebabkan haid tidak lancar. Alhamdulillah sehat dan normal, selama ini sudah khawatir jangan sampai ada penyakit, tapi alhamdulillahnya tidak ada.
Saya suka dan nyaman dengan dokternya dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, ditanyain sudah nikah belum, ada rencana menikah, kapan mau nikah, ada rencana punya anak? Pertanyaan-pertanyaan yang jarang ditanyakan sama orang adalah “ada rencana menikah, ada rencana punya anak”? karena kenyataannya sekarang banyak orang yang memilih tidak ingin menikah dan tidak ingin punya anak, meskipun aku bukan bagian dari orang-orang tersebut.
Setelah melihat hasil USG akhirnya diberikan resep obat sama dokter untuk pelancar haid plus nasihat-nasihat untuk memperbaiki pola makan, istirahat, dan jangan stres karena beberapa hal tersebut yang bisa menjadi sangat berpengaruh terhadap pola haid. Dipesenin juga sama dokter jika nanti sudah ada rencana mau nikah untuk berkonsultasi lagi agar diberikan terapi hormon, haid tidak lancar sebenarnya tidak selamanya berbahaya tapi akan sangat berpengaruh jika ada rencana untuk memiliki momongan, karena berdampak ke masa subur yang juga tidak menentu. Jadi perlu untuk adanya terapi hormone agar haid menjadi lancar jika nantinya sudah ada rencana menikah dan ingin memiliki anak.
Buat para cewek-cewek, kita memang sedari awal harus aware tentang kesehatan kita, apalagi terkait kesehatan reproduksi karena banyak sekali penyakit-penyakit yang terkait kesehatan reproduksi ini. Tapi jangan khawatir dan gak usah terlalu overthinking jika mengalami sesuatu yang “di luar kenormalan”. Jangan menjadikan google sebagai info valid untuk memvalidasi rasa penasaran kamu. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
Makassar, 20 September 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar