Jumat, 30 November 2018

Tak usah khawatir, rejeki takkan ke mana


Saya ingin bercerita tentang kegiatan dua hari ini. 

Kemarin, sepulang aktifitas lumayan padat, pagi hingga siang kuliah, lanjut ketemu ketua baru UKM ku, lalu ke Malioboro membelikan titipan seniorku. Setelah itu saya meluncur ke rumah dokter gigi yang sedari beberapa hari yang lalu sudah janjian. Rencanya ingin ganti behel. Sesampainya di sana, behelnya di copot, scaling dan cetak gigi. Saya tak menyangka, harganya lumayan mahal untuk ukuran mahasiswa kismin tak bekerja sepertiku. Saya harus membayar 375.000 untuk 3 proses itu. Sebelumnya sudah kupersiapkan biaya untuk ganti behel, kufikir sudah include dengan biaya yang sudah kusiapkan tersebut, ternyata gak. Mesti nambah dengan nominal yang tak sedikit. Rasa-rasanya pengen nangis, melihat isi tabungan berkurang hahahahaha. Dalam kondisi seperti itu, ada-ada saja jalan Allah untuk menghibur, sepulang dari dokter gigi saya dan Siti (teman yang menemani ke dokter gigi) mampir beli martabak manis, dalam waktu menunggu itu tiba-tiba di hp saya diinvite masuk ke grup receh, grup orang-orang yang mau liburan ke Pacitan. Nama grupnya Karyawisata TK Kartini. Sontak saya tertawa melihat grup dan kerecehan chat orang-orang di dalamnya dan melupakan pengeluaran yang menurutku lumayan banyak dan tak terduga itu. Hahaha

Perjalanan pulang, Saya terus berfikir kerja apa ya biar dapat penghasilan selain beasiswa yang masuk 3 bulan sekali. Sebenarnya nominalnya sangat cukup, hanya saja karena sudah terbiasa dapat penghasilan aktif jadi merasa tidak produktif aja ketika tak melakukan apa-apa yang menghasilkan uang. Dalam kegamangan itu, saya juga mikir besok berbagi nasi harus tetap jalan meskipun uangnya tersisa sedikit. Oh iya, sejak beberapa bulan yang lalu saya sudah berkomitmen untuk berbagi nasi setiap hari jumat. Dulunya sih inisiasi bareng teman-teman KK, tapi lambat laun orangnya makin hari makin variatif, yag dulunya ramai ber8, tapi karena kesibukan makin kesini orangnya makin berkurang, biasa berdua, berempat dan tadi bertambah personil menjadi 6. Berhubung orangnya ada 6, nasi yang selama ini saya pesan hanya 20, saya tambah menjadi 30 biar setiap motor dapat 10 bungkus nasi untuk dibagikan. Bismillahlah, fikirku. Insha Allah pasti aka nada rejekinya. Belum juga meninggalkan kost, tiba-tiba salah satu teman yang kebetulan tidur di kamar, memanggilku dan bertanya “Mbak Tin, udah beli nasinya?”, tanyanya. Belum, jawabku. Tiba-tiba dia mengambil dompet dan memberiku uang 50.000, sontak mataku panas dan air mata seakan berlomba untuk keluar bersamaan. Saya begitu terharu dengan rahmat dan cara Allah “menegur” dan memberikan rejeki, tak menunggu waktu lama. Saat itu juga kalau Allah berkehendak, pasti akan ada jalannya.

Perjalanan menuju penjual nasi, saya bawa motor sambil merenung. Allah begitu kuasa, mendengar dan menjawab do’a hambanya. Seketika kutersadar, dalam kondisi apapun harusnya selalu bersyukur dan berbaik sangka sama Allah, apapun kondisinya. Baik ketika lapang, maupun sempit. Karena dengan syukur kelapangan itu pasti akan selalu mengikuti. Kegiatan bagi nasi rutin setiap jumat itupun memberiku banyak pelajaran untuk terus berbagi, bersyukur dan bersyukur. Berbagi untuk orang-orang di jalan dan untuk penjual nasinya. Bersyukur atas segala nikmat yang tak semua orang dapatkan. Orang-orang di jalanan itu mengajarkan kesyukuran yang tiada henti, dalam kondisi apapun, bagaimapun. Mereka tetap tabah dan ikhlas menjalani hidup, senyum merekah yang begitu ikhlas seketika menusuk hati dan menancapkan rasa lega yang luar biasa. Ketika memberikan nasi yang harganya tak seberapa itu, terlihat bagaimana wajah-wajah mereka dengan penuh haru berterima kasih tiada henti dan senyum yang selalu mereka. Terima kasih Allah untuk segala nikmat yang telah engkau berikan.

 Pemandangan yang selalu membahagiakan setiap jumat pagi

Pesan nasinya di sini setiap hari jumat, hari kamis sudah ngechat mbaknya jumlah pesanannya. Biasanya sudah disiapkan jadi sisa ngambil aja lalu berangkat untuk dibagikan. Tapi kalau nambah pas hari H, harus mendahulukan babang gojek yang  lagi mencari rejeki.


Jumat, 30 November 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...