Jumat, 30 November 2018

Perjalanan ke Semarang

Skenario Allah selalu dan selalu indah. Aku tak pernah berhenti mengagumi bagaimana Allah bekerja begitu luar biasa dalam hidupku.

Sama seperti hari ini, niatan untuk main ke Semarang sudah ada sejak jauh-jauh hari. Beberapa kali kesempatan pun akhirnya gak jadi karena satu dan lain hal. Pertama waktu itu pernah diajakin teman untuk main ke Semarang sekalian menghadiri wisuda temannya, tapi berhubung waktu itu ada teman yang lagi main ke Jogja dan mau menginap di kost akhirnya aku gak jadi berangkat ke Semarang. Kali kedua saat kami menjenguk bapak salah seorang teman di Pati yang lagi sakit, niatnya pulangnya ingin main di Semarang tapi lagi-lagi gak jadi karena beberapa pertimbangan.

Nah, jadinya hari ini. Itu pun dengan skenario yang begitu indah. Dua malam yang lalu, saat aku dan beberapa teman lagi kerja tugas di kamar, salah seorang teman nanyain di grup keluarga cemara siapa yang lowong selasa rabu, mau diajak ke Bandungan. Aku hanya comment "yuk", tanpa sebelumnya mengetahui Bandungan itu di mana dan mau ngapain aja di sana. Setelah comment "yuk" itu, teman yang mengajak itu langsung menghubungiku lewat chat pribadi. Menjelaskan maksud dan tujuannya ke Bandungan, tambah senanglah hati ini mendengar kabar itu. Jalan-jalan berkedok penelitian hahaha

Akhirnya, im here now with an amazing people and an amazing stories. Andai dulu jadi main ke Semarang, mungkin rasanya sudah tak setakjub ini dengan kota ini. Memang, Allah selalu punya rencana yang baik. Di waktu yang tepat

Ketika kita memudahkan urusan orang lain, Allah pun akan memudahkan urusan kita. Terbukti, teman yang kami temani untuk penelitian merasa bersyukur sekali karena kami mau meluangkan waktu untuk menemaninya mengambil data. Kami pun sangat bersyukur dapat bonus menjelajahi beberapa tempat indah di Semarang


 Kalau di Malang ada kampung warna, di Semarang ada kampung Pelangi


i
 Ini adalah tempat pertama yang kami tuju untuk ambil data, mewawancarai konsumen dan penjual yang ada di florist.
Ini adalah Taman Kasmaran taman untuk istirahat di samping parkiran bis


 Tempat kedua yang kami tuju sebelum balik ke penginapan, namanya Eling Bening. Katanya akan lebih indah jika dalam keadaan cerah




Keesokan paginya kami ke sini, pasar bunga Bandungan. Kalau biasanya di pasar jualan sayur, di sini jualan bunga dengan berbagai macam bunga dan warna. Selalu kagum sih sama mbah mbah di Jawa, meskipun umur tak muda lagi tapi semangat mereka selalu muda



Tempat selanjutnya yang kami datangi adalah kebun krisan, untuk wawancara langsung dengan petaninya. Warbiasa pengalamannya.


Tempat terakhir sebelum kami pulang adalah Rawa Pening, karena lagi dalam proses pembangunan jadi tak banyak spot yang bisa kami datangi, juga karena lagi pembangunan jadi kapal-kapalnya tidak ada yang beroperasi, karena sepi pengunjung

Sekian dan terima kasih
Semarang, 27-28 November

Tak usah khawatir, rejeki takkan ke mana


Saya ingin bercerita tentang kegiatan dua hari ini. 

Kemarin, sepulang aktifitas lumayan padat, pagi hingga siang kuliah, lanjut ketemu ketua baru UKM ku, lalu ke Malioboro membelikan titipan seniorku. Setelah itu saya meluncur ke rumah dokter gigi yang sedari beberapa hari yang lalu sudah janjian. Rencanya ingin ganti behel. Sesampainya di sana, behelnya di copot, scaling dan cetak gigi. Saya tak menyangka, harganya lumayan mahal untuk ukuran mahasiswa kismin tak bekerja sepertiku. Saya harus membayar 375.000 untuk 3 proses itu. Sebelumnya sudah kupersiapkan biaya untuk ganti behel, kufikir sudah include dengan biaya yang sudah kusiapkan tersebut, ternyata gak. Mesti nambah dengan nominal yang tak sedikit. Rasa-rasanya pengen nangis, melihat isi tabungan berkurang hahahahaha. Dalam kondisi seperti itu, ada-ada saja jalan Allah untuk menghibur, sepulang dari dokter gigi saya dan Siti (teman yang menemani ke dokter gigi) mampir beli martabak manis, dalam waktu menunggu itu tiba-tiba di hp saya diinvite masuk ke grup receh, grup orang-orang yang mau liburan ke Pacitan. Nama grupnya Karyawisata TK Kartini. Sontak saya tertawa melihat grup dan kerecehan chat orang-orang di dalamnya dan melupakan pengeluaran yang menurutku lumayan banyak dan tak terduga itu. Hahaha

Perjalanan pulang, Saya terus berfikir kerja apa ya biar dapat penghasilan selain beasiswa yang masuk 3 bulan sekali. Sebenarnya nominalnya sangat cukup, hanya saja karena sudah terbiasa dapat penghasilan aktif jadi merasa tidak produktif aja ketika tak melakukan apa-apa yang menghasilkan uang. Dalam kegamangan itu, saya juga mikir besok berbagi nasi harus tetap jalan meskipun uangnya tersisa sedikit. Oh iya, sejak beberapa bulan yang lalu saya sudah berkomitmen untuk berbagi nasi setiap hari jumat. Dulunya sih inisiasi bareng teman-teman KK, tapi lambat laun orangnya makin hari makin variatif, yag dulunya ramai ber8, tapi karena kesibukan makin kesini orangnya makin berkurang, biasa berdua, berempat dan tadi bertambah personil menjadi 6. Berhubung orangnya ada 6, nasi yang selama ini saya pesan hanya 20, saya tambah menjadi 30 biar setiap motor dapat 10 bungkus nasi untuk dibagikan. Bismillahlah, fikirku. Insha Allah pasti aka nada rejekinya. Belum juga meninggalkan kost, tiba-tiba salah satu teman yang kebetulan tidur di kamar, memanggilku dan bertanya “Mbak Tin, udah beli nasinya?”, tanyanya. Belum, jawabku. Tiba-tiba dia mengambil dompet dan memberiku uang 50.000, sontak mataku panas dan air mata seakan berlomba untuk keluar bersamaan. Saya begitu terharu dengan rahmat dan cara Allah “menegur” dan memberikan rejeki, tak menunggu waktu lama. Saat itu juga kalau Allah berkehendak, pasti akan ada jalannya.

Perjalanan menuju penjual nasi, saya bawa motor sambil merenung. Allah begitu kuasa, mendengar dan menjawab do’a hambanya. Seketika kutersadar, dalam kondisi apapun harusnya selalu bersyukur dan berbaik sangka sama Allah, apapun kondisinya. Baik ketika lapang, maupun sempit. Karena dengan syukur kelapangan itu pasti akan selalu mengikuti. Kegiatan bagi nasi rutin setiap jumat itupun memberiku banyak pelajaran untuk terus berbagi, bersyukur dan bersyukur. Berbagi untuk orang-orang di jalan dan untuk penjual nasinya. Bersyukur atas segala nikmat yang tak semua orang dapatkan. Orang-orang di jalanan itu mengajarkan kesyukuran yang tiada henti, dalam kondisi apapun, bagaimapun. Mereka tetap tabah dan ikhlas menjalani hidup, senyum merekah yang begitu ikhlas seketika menusuk hati dan menancapkan rasa lega yang luar biasa. Ketika memberikan nasi yang harganya tak seberapa itu, terlihat bagaimana wajah-wajah mereka dengan penuh haru berterima kasih tiada henti dan senyum yang selalu mereka. Terima kasih Allah untuk segala nikmat yang telah engkau berikan.

 Pemandangan yang selalu membahagiakan setiap jumat pagi

Pesan nasinya di sini setiap hari jumat, hari kamis sudah ngechat mbaknya jumlah pesanannya. Biasanya sudah disiapkan jadi sisa ngambil aja lalu berangkat untuk dibagikan. Tapi kalau nambah pas hari H, harus mendahulukan babang gojek yang  lagi mencari rejeki.


Jumat, 30 November 2018

Jumat, 23 November 2018

One step closer




 Alhamdulillah, satu step urusan akademik terselesaikan. Yeeyy akhirnya proposal juga, dan Alhamdulillah berjalan lancar. Terima kasih untuk mama bapak yang doanya tak pernah usang, pembimbing tesis yang sudah bertindak layaknya ibu sendiri, senantiasa membimbing dan mengarahkan. Prof Putu sebagai dosen mata kuliah seminar yang meski suka menyindir dengan gaya bully-annya yang khas tapi memberikan masukan dan ilmu yang sangat luar biasa, serta teman-teman yang sangat baik dan perhatian. Kuterharu memiliki kalian, kalian adalah anugerah terindah yang telah Allah kirimkan untukku.

Sempat berfikir, it will be so hard. Seminggu yang lumayan berat, deadline tugas, mau seminar proposal, deadline LPJ organisasi, deadline draft Mubes dan Mubes Aksos. Tapi saat menghadapi berbagai deadline seperti itu, kembali lagi meluruskan niat, menyerahkan semuanya sama Allah dan mengerjakannya satu persatu, karena kalau difikir semuanya yang ada malah spaneng gak kelar-kelar.
Alhamdulillah satu persatu terselesaikan dengan baik, Alhamdulillah. Allah begitu baik kepadaku. Aku selalu percaya bahwa Allah sesuai prasangka hambanya. Pun aku percaya bahwa ketika kita memudahkan urusan orang lain. Allah pun akan memudahkan urusan kita. and it works to me.


Perjalanan beberapa hari menuju seminar proposal. Memberikan deadline ke teman-teman PH menyelesaikan LPJ hari selasa, membereskan LPJ dan draft mubes selasa malam tembus pagi (for the first time bisa melek sampai pagi) hahaha. Makasih Jaya, ketua terbaik yang senantiasa membersamai dan selalu memprioritaskan. Makasih Ana bendahara terbaik yang selalu menemani berjuang. Kubahagia memiliki kalian.

Setelah selasa-rabu mengurus organisasi, rabu benar-benar fokus menyelesaikan draft Proposl. Dari pagi hingga malam. Meski banyak godaan main, tapi sudah lebih berani dan tegas sama diri sendiri untuk bilang tidak. Teman-teman pun heran, tumben-tumbenan aku bisa seserius itu belajar. Iyaa lah cuy, gila aja udah saat genting kayak gitu masih aja belum serius. Hahaha

Alhamdulillah, perjuangan dari pagi hingga malam berakhir juga saat draft proposal terprint. Tapi ujiannya tak berhenti sampai di situ, saat print draft proposal. Baru satu yang terprint tiba-tiba printer yang belum cukup seminggu habis ganti catridger bermasalah lagi. Hahaha , untungnya punya teman-teman baik yang selalu sigap dan cekatan untuk membantu. Akhirnya terselesaikan dengan bantuan teman yang berbaik hati menawarkan jasa untuk memprintkan draft proposalku.

Di malam yang sama, aku telefonan sama salah seorang teman. Sempat nyeletuk kayak gini “besok aku sempro kak, semoga besok gak banyak yang datang”, tiba-tiba aja temenku mengingatkan. Eh doanya jangan kayak gitu, doanya semoga seminarnya lancer. Kutersadar dan mengubah niat dan doa. Eh tau-taunya, paginya beneran hujan turun dengan sangat derasnya. Hingga kelas yang biasanya ramai tiba-tiba lengang. Teman-teman datang terlambat satu persatu. Aku langsung tersadarkan, bahwa doaku semalam diijabah sama Allah, segala sesuatu tergantung niat dan doanya. Maka luruskan niat dan perbaiki doa ketika ingin menjalani sesuatu. Doa awal semoga gak banyak yang datang saat aku seminar beneran dijawab sama Allah. Meski pada pertengahan seminar sudah ramai yang datang dan kelasnya sudah terisi penuh. Alhamdulillah seminarnya berjalan lancar, masukannya banyak dan dosen pembimbing yang senantiasa menjadi orang pertama yang membela saat aku dicecar pertanyaan dan sanggahan dari dosen seminar. Terima kasih untuk hari ini.

Terima kasih pelajaran hidup seminggu ini. Aku sudah lebih kuat menghadapi banyak deadline. Aku sudah lebih terbiasa mengatur waktu dan manajemen diri. Semoga ke depannya semakin baik dan bisa senantiasa melakukan yang terbaik.
Kamar kost, 23 Nov 2018. 00:05

Selasa, 06 November 2018

Jemput Bola







Ini untuk kali kedua, saat makan nasi goreng sapi di kota baru bersama Siti, kami disamperin sama mas-mas penjual choco soes (kue soes kering). Waktu itu saat saya dan Medina lagi makan, dan tiba-tiba disamperin oleh dua orang mas-mas untuk menawarkan barang jualannya. Mereka bercerita bahwa jualan chocholate soes itu handmade dan baru berjalan satu minggu, mereka bukan dari kampus. Tepatnya belum kuliah, tapi mereka berasal dari komunitas. Sebut saja begitu. Mungkin mereka menamai komunitas untuk merujuk kepada orang-orang yang terlibat dalam bisnis chocho soes. Singkat cerita waktu itu, setelah mencoba testernya saya membeli barang dagangan mereka yang rasa coklat dengan harga 15.000, itu bentuk apresiasi atas usaha dan kerja keras mereka.

Malam ini, masnya datang lagi. Kali ini berdua dengan cewek. Tujuannya sama, menawarkan chocho soes. Dia meminta waktu dua menit untuk memaparkan barang dagangannya. Siti mendengar dengan seksama, begitupun denganku. Diakhir obrolan, aku tak menyangka Siti membeli. Saat masnya beranjak menjauh. Aku bertanya pada Siti, neng kamu kenapa beli? Aku kasian mbak, aku menghargai usahanya. Itu sudah keberanian dan tekad besar banget sampai dia mau menjajakkan barang dagangannya dengan cara seperti itu, jawabnya. Oh iya ya, aku aja ya tadi sama Rayhan ke Toko Laras dan Chokles menanyakan perihal tujuan menitip keripik baper untuk dijual di sana itu merasa malunya gak ketulungan.

Pelajaran hari ini, emang benar sih. Untuk memulai sebuah kesuksesan kita perlu untuk out of the box dan menjemput bola. Bukan hanya menunggu keajaiban datang. Dan mencoba sesuatu yang out of the box itu memang butuh tekad dan keberanian yang kuat, rasa ingin sukses harus lebih besar dari rasa malu.
Kamar, 06-11-18

Senin, 05 November 2018

Kenali sebelum menilai

Tidak seperti hari senin biasanya, saya yg terbiasa pulang ke kost setelah kuliah pertama hari ini memilih untuk stay di kampus. Hari ini memang sedikit berbeda, mata kuliah yang dijadwalkan mata kuliah Linguistik Forensik hari ini diganti dengan kuliah umum metode penelitian yang dibawakan oleh salah satu dosen dari UI. Alhasil mata kuliah Forensik berpindah ke hari rabu. Biasanya kami selesai kuliah jam pertama pukul 11, jadi masih bisa pulang ke kost berleha-leha sebelum melajutkan kuliah kedua jam 1. Hari ini keluarnya jam 12 jadi nanggung banget kalau pulang, apalagi perjalanan ke parkiran hingga ke kost memakan waktu 15 menit, jadi total setengah jam di jalan.

Dalam rentang waktu menunggu, saya sholat duhur dulu di mesjid fakultas. Saat hendak berwudhu, saya melihat salah satu adik tingkat saya yang merupakan anak salah satu guru besar di UGM. Juga merupakan salah satu Linguist yang diperhitungkan di Indonesia. Saya memilih untuk pura-pura tidak melihatnya, apalagi memang karena kami tidak begitu akrab. Dan dia nampak begitu cuek dan sombong.

Kebiasaan burukku sih sebenarnya, ketika melihat orang yang dikenal dan tidak begitu akrab jauh lebih memilih pura-pura tidak melihat ketimbang menyapa. Khawatir malu karena gak direspon, makanya memilih opsi itu hahaha

Kembali ke pertemuan saya dengan anak prof. Tak menyangka, dia yang langsung menyapaku. Dan kami langsung mengobrol panjang lebar seperti orang yang sudah begitu akrab. Hingga dia menyadarkanku, mbak, wudhu dulu baru sholat. Hehehe iya jawabku.

Pelajaran yang bisa dipetik hari ini, jangan terlalu cepat menghakimi dan menilai seseorang kalau belum kenal. Bisa jadi dia jauh lebih baik dari apa yang kau fikirkan.

Kampus, 051118

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...