Wajarkah?
Normalkah?
Saya
wanita berusia 25 tahun dan saya masih sangat menikmati kesendirian. Saya
bergaul dengan banyak orang, saya bermain kemanapun saya ingin, saya melakukan
banyak kegiatan hingga terkadang lupa untuk memikirkan diri sendiri. Dulu, saya
berpikir ketika menempuh pendidikan pascasarjana saya akan bertemu dengan banyak
orang-orang tua di kelas. Nyatanya, ketika saya menjalaninya, saya dipertemukan
dengan anak-anak yang usianya 3-4 tahun dibawah umur saya. Saya menikmati
bersama mereka, saya terhanyut dalam pikiran dan dunia mereka, hingga saya
lupa. Sekarang, umur saya sudah ¼ abad.
Apalagi
yang dipermasalahkan oleh orang-orang terhadap wanita ¼ abad selain pembahasan
pernikahan? Entah, masihkah ini tergolong wajar, masihkah saya normal jika
diumur saya yang ¼ abad ini belum memikirkan soal pernikahan. Saya menolak dewasa,
permasalahan orang-orang dewasa begitu pelik. Saya menikmati kesendirian, beraktifitas
dan bebas tanpa ikatan. Saya resah, saya khawatir jika saya terus seperti ini,
saya akan melewati hari-hari tua seorang diri.
Pergaulan
dengan banyak orang di masa lalu, dengan banyak tipe lelaki, dari yang baik
hingga yang paling brengsek, dari yang setia hingga yang rutin gonta ganti
pacar. Membuat secara sadar atau tidak saya mengalami “trauma”, skeptis
terhadap suatu hubungan, apalagi saat mendengar kalimat-kalimat dari orang
orang yang sudah menikah bahwasanya keindahan pernikahan hanya 3 bulan pertama,
selebihnya hanyalah tanggung jawab. Saya makin ragu untuk menjalaninya.
Arrghhh.
Sampai kapan harus seperti ini, bayangan “hukuman sosial” pun sudah didepan
mata. Hardikan dan cibiran orang-orang, mendapati wanita separuh baya yang
masih betah sendiri. Bukan, ini bukan betah. Hanya saja masih belum menemukan
orang yang tepat.
Saya
takut. Takut sama diriku sendiri. Jangan-jangan saya yang membentengi diri. Saya
yang memasang tembok yang begitu tinggi hingga tak ada orang yang mampu untuk
menembusnya. Banyak orang-orang yang dekat, namun tak seorang pun yang
berkesan. Saya khawatir, resah, dan takut. Saya tak tau sampai kapan ini akan
berakhir. Sampai kapan ada orang yang benar-benar bisa saya terima dalam hidup
saya. Sampai kapan saya betah dengan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar