Kamis, 14 Desember 2017

Normalkah?




Wajarkah?

Normalkah?

Saya wanita berusia 25 tahun dan saya masih sangat menikmati kesendirian. Saya bergaul dengan banyak orang, saya bermain kemanapun saya ingin, saya melakukan banyak kegiatan hingga terkadang lupa untuk memikirkan diri sendiri. Dulu, saya berpikir ketika menempuh pendidikan pascasarjana saya akan bertemu dengan banyak orang-orang tua di kelas. Nyatanya, ketika saya menjalaninya, saya dipertemukan dengan anak-anak yang usianya 3-4 tahun dibawah umur saya. Saya menikmati bersama mereka, saya terhanyut dalam pikiran dan dunia mereka, hingga saya lupa. Sekarang, umur saya sudah ¼ abad.

Apalagi yang dipermasalahkan oleh orang-orang terhadap wanita ¼ abad selain pembahasan pernikahan? Entah, masihkah ini tergolong wajar, masihkah saya normal jika diumur saya yang ¼ abad ini belum memikirkan soal pernikahan. Saya menolak dewasa, permasalahan orang-orang dewasa begitu pelik. Saya menikmati kesendirian, beraktifitas dan bebas tanpa ikatan. Saya resah, saya khawatir jika saya terus seperti ini, saya akan melewati hari-hari tua seorang diri.

Pergaulan dengan banyak orang di masa lalu, dengan banyak tipe lelaki, dari yang baik hingga yang paling brengsek, dari yang setia hingga yang rutin gonta ganti pacar. Membuat secara sadar atau tidak saya mengalami “trauma”, skeptis terhadap suatu hubungan, apalagi saat mendengar kalimat-kalimat dari orang orang yang sudah menikah bahwasanya keindahan pernikahan hanya 3 bulan pertama, selebihnya hanyalah tanggung jawab. Saya makin ragu untuk menjalaninya.

Arrghhh. Sampai kapan harus seperti ini, bayangan “hukuman sosial” pun sudah didepan mata. Hardikan dan cibiran orang-orang, mendapati wanita separuh baya yang masih betah sendiri. Bukan, ini bukan betah. Hanya saja masih belum menemukan orang yang tepat.

Saya takut. Takut sama diriku sendiri. Jangan-jangan saya yang membentengi diri. Saya yang memasang tembok yang begitu tinggi hingga tak ada orang yang mampu untuk menembusnya. Banyak orang-orang yang dekat, namun tak seorang pun yang berkesan. Saya khawatir, resah, dan takut. Saya tak tau sampai kapan ini akan berakhir. Sampai kapan ada orang yang benar-benar bisa saya terima dalam hidup saya. Sampai kapan saya betah dengan diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...