Minggu, 10 Desember 2017

Lagi lagi tentangmu



Fotomu yang paling natural. Foto yang diambil dari jarak jauh dan di zoom beberapa kali oleh salah seorang teman. Aku suka melihat senyumanmu yang begitu lepas, bukan hanya “haha” dan “hehe”, ketawa yang terkesan begitu tertahan. Senyumanmu yang selama ini irit, dan tiba-tiba mendapat foto seperti ini bak oase di padang pasir, begitu menentramkan. 

Dalam keruwetan dan kepusingan hingga hampir menangis mengerjakan tugas UAS yang sudah beberapa minggu dianggurkan, aku teringat tentangmu, dan memutuskan kembali menulis tentang dirimu. Aku ingin berterima kasih atas segala pelajaran yang telah kau berikan, baik dalam situasi formal ataupun sikap dan tindak tanduk yang kemudian menjadi pelajaran hidup untukku. Semoga kita akan tetap bersama, bekerjasama dalam banyak hal, mewujudkan usaha yang pernah diwacanakan, berdiskusi rutin untuk menambah khasanah pengetahuan kita. 

Tuh kan menulis tentangmu membuat tulisannya pun ikut kaku dan kikuk. 

Baru kali ini, aku yang begitu ceplas ceplos dalam berbicara, berusaha untuk begitu hati-hati dalam bercuap-cuap dengan seseorang. Dan seseorang itu, kamu! Saat berbicara denganmu aku begitu berhati-hati. Setiap kata yang terucap aku selalu merasa bodoh, apapun yang terucap kau selalu mengusut sampai ke akar-akarnya, hingga seringkali aku harus memutar otak dan menjawab gelagapan pertanyaanmu yang beruntun, dan disaat itulah kebodohanku akan terkuak -__-. Obrolan yang awalnya ringan, pembicaraan yang tujuannya bercanda ketika berbicara denganmu semuanya berubah menjadi serius. 

Namun, itulah kamu. Dengan ciri khas yang begitu serius. Kalau gak serius pastilah bukan kamu. Bahkan bercandaanmu pun adalah becandaan yang garing karena candaan diseriusi. Lagi-lagi pendapat subjektif yang hanya melihat kamu dari luarnya saja tanpa benar-benar tau kau seperti apa. Meskipun pengetahuanku tentangmu masih begitu dangkal, namun aku senang bercerita tentangmu, memikirkanmu, dan menulis pendapat subjektifku tentang dirimu.

Sebenarnya tak ada yang spesial, namun akupun tak tau mengapa sering sekali menjadikanmu objek tulisan.

Ada yang paling menyebalkan darimu, setidaknya itu menurutku. Kau yang begitu berwibawa akan luluh karena wanita. Ah, mungkin memang benar adanya, harta tahta wanita adalah 3 hal yang akan membuat pria jatuh. Tapi tak masalah, kamu kan normal! Jadi wajar saja ketika wanita mampu membuat kewibawaanmu goyah. Semoga saja tiga hal duniawi tersebut hanya membuatmu goyah, dan tidak sampai terjatuh.  

Lebih baik diam dan kerja nyata dibanding banyak bicara tapi tidak melakukan apa-apa. (HI 25th) Nah ini mungkin yang menjadikanmu Nampak begitu cuek. 

Aku sebenarnya perhatian, katamu. Buktinya? Biarlah akan terjawab seiring perjalanan waktu. Bukankah waktu adalah jawaban yang paling indah?

1 komentar:

  1. Saat melihat senyum ini, ahh aku merasa ikut damai dan terhanyut dalam pusara kebahagiaan. Awalnya aku berfikir bahwa dia selalu terbebani dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang selalu dilontarkan, ternyata tidak, dan untuk sekian kali, aku salah, radarku tak mampu menebak.


    Aku merasakan ini lebih lama darimu miss tini, yang biasanya ngomong akan diterima mentah-mentah oleh sahabatku, maka saat ngobrol dengan mas ini, aku harus mutar otak supaya obrolan ini tidak mendalam, dan aku seringnya gagal.
    Selalu dihadapkan dengan salah dan gagal saat di depannya, terkadang aku hanya memilih diam dengan segala kecamuk dalam angan.

    BalasHapus

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...