Privilese bukan hanya tentang bergelimang harta, bukan hanya
tentang plesiran ke luar negeri menggunakan kelas bisnis, atau nginap di hotel
bintang lima, tapi juga tentang ketenangan hati dan lingkungan yang baik.
Berada di kantor yang terasa seperti rumah dan orang-orangnya yang seperti
keluarga merupakan sebuah privilese. Bisa memilih dan punya pilihan juga adalah
sebuah privilese, karena tidak semua orang bisa memiliki sebuah pilihan, banyak
orang yang terjebak dalam satu hal bukan karena mereka betul-betul ingin berada
di sana, tapi ada tanggung jawab yang harus ditanggung, bukan lagi tentang
dirinya tapi tentang orang-orang yang bergantung kepadanya. Orang-orang yang
mungkin menggantungkan harapan atau bahkan hidup.
Menjadi dewasa itu cukup rumit. Kadang rutinitas yang kita jalani tidak lagi bergelora, hanya menjadi sebuah kebiasaan semu yang terus menerus kita lakukan hanya demi sebuah alasan “bertahan hidup”. Suka atau tidak kita tetap harus menjalaninya agar dapur tetap mengepul, agar bisa tetap hidup layak, agar anak bisa mendapatkan fasilitas yang baik.
Kapan terakhir kita berpikir tentang diri sendiri? Kapan terakhir kita membahagiakan diri sendiri? Kapan terakhir kita menikmati waktu sendiri? Jangan-jangan waktu yang kita habiskan hanya untuk membahagiakan orang lain, hanya untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Atau kita bergerak tanpa sadar karena ada ekspektasi masyarakat yang selalu kita jaga, ada pride yang selalu butuh kita pertahankan agar kita tetap dianggap “seseorang”.
Jenuh gak sih dengan rutinitas yang itu-itu aja? Kadang kita sudah seperti robot yang menjalani rutinitas yang autopilot, tau-tau udah sore aja, tau-tau udah pagi lagi, tau-tau udah weekend, tau-tau udah Senin lagi, tau-tau udah akhir tahun padahal rasanya baru aja tahun baru. Huhu. Sedih gak sih saat menyadari teman-teman kita ternyata sudah bisa dihitung jari pake satu tangan. Kita yang dulunya bisa hangout bersama teman-teman tak kenal waktu kini teman setia hanya laptop, rumah-kantor, kasur-meja kerja, tau-tau udah beruban, tau-tau semuanya tinggal kenangan.