Sabtu, 14 Juli 2018

Cerita pendek untuk kisah yang panjang

Aku senang bercerita, aku senang menulis tentang kisahku, karena ingatan manusia terbatas, dan tulisan itu kekal, karena kelak kisah ini akan kukenang.

Tak banyak yang tau kalo saya punya dua saudara, punya kakak dan adik. Sejak SMP saya dan kakak sudah berpisah, seingatku kelas 3 smp tepatnya kakakku diterima menjadi salah satu brigade polri dan mendapat tugas di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kota yang sangat asing bagi kami saat itu, kota tersebut pula yang menjadi tempat mencari rejeki kakakku selama 12 tahun, terhitung dari 2006 hingga 2018 kala tulisan ini kutulis.

Usia 30 tahun, akhirnya masa lajang itu berakhir. Entah sejak berapa tahun yang lalu, mamaku kekeuh menyuruh kakak menikah, entah berapa ratus purnama telah terlewati, mama yang sudah ingin melihat anaknya menikah, sedang anaknya belum juga bergeming. Entah berapa wanita yang sudah dikenalkan tapi belum juga merubah pendirian untuk merubah status, meskipun teman seangkatan hampir semuanya sudah menikah, bahkan sudah memiliki beberapa orang anak, sampai teman angkatannya anaknya sudah ada duduk di sekolah dasar.

Angka 30 mungkin adalah waktu yang tepat, tepat untuk mengakhiri masa lajang. Dengan penuh drama, tanggal 12 Juli 2018 akad itu diucapkan. Ijab Kabul di depan penghulu melantun merdu hingga menggetarkan arsy, sepasang anak manusia menyempurnakan separuh agamanya. wanita yang baru dikenalnya beberapa bulan yang lalu, sekarang menjadi istrinya. Lagi lagi kupercaya bahwa waktu bukanlah sebuah tolak ukur kita berjodoh atau tidak dengans seseorang. Sekuat apapun kita memaksa, sekuat apapun kita menolak, kalau seseorang itu adalah jodoh yang sudah dituliskan oleh-Nya maka selalu ada jalan untuk bersatu.

Sebelumnya, tepatnya di awal tahun 2018. Mama kembali mengenalkan seseorang kepada kakakku, anak dari teman dekatnnya, rumahnya pun tak jauh dari rumah kami. Entah karena sudah lelah sendiri, atau karena terpaksa terus-terusan di desak. Untuk pertama kalinya, mama dan kakak satu suara. Wanita yang dikenalkan mama disetujui oleh kakak. Meski kakak belum pernah ketemu dengan cewek tersebut, kakak dengan ikhlas menerima perjodohan tersebut. Berkas pun diurus sana sini. Menjadi seorang istri aparat, bukanlah perkara gampang. Sebelum prosesi pernikahan, ada banyak berkas yang mesti dilengkapi, harus mengikuti sidang baru dapat menentukan tanggal pernikahan. Acara lamaran berlangsung di bulan Februari, dan rencana akad dan resepsi diadakan di bulan April. Menunggu sidang selesai dan dapat menentukan tanggal. Berkas dilengkapi lalu dikirim ke Banjar. Persiapan pernikahan pun sudah mulai disusun. Mulai dari perias pengantin, baju, tenda, catering, dan segala tetek bengeknya.

Bulan maret, posisiku lagi di Jogja kala itu. Saya sudah kembali ke Jogja setelah acara lamaran kakak karena sudah masuk kuliah. Waktu itu tiba-tiba telefonku bordering, ada panggilan dari mama. Memberitahukan kalau pernikahan antara kakak dan cewek yang dijodohkan tersebut batal karena ada satu dan lain hal yang tak bisa saya ceritakan disini, dimana hal tersebut bukan lagi hal yang bisa ditoleransi. Mama sempat berada dalam titik terendah. Sempat hampir stress dan kalap. Berkali-kalai kutenangkan mama, dengan kata-kata kalau memang bukan jodoh pasti ada saja hal yang membuat berpisah. Dan Alhamdulillah semuanya terungkap sebelum akad dilaksanakan. Pertanyaan pertama yang kutanyakan kala itu “gimana keadaan orang tua si cewek”? mama menceritakan semuanya. Lalu kuchat kakak, memberikan semangat dan mengajaknya mengikhlaskan semua.
Meskipun berat tapi semuanya akhirnya menerima kenyataan tersebut. Meski begitu, cerita dari mulut ke mulut tentang peristiwa batalnya pernikahan kakak sudah terdengar dan menjadi obrolan banyak orang. Mama disalahkan banyak orang, karena telah mengenalkan cewek tersebut. Tapi bukankah segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan yang indah? Akhirnya masa-masa menyedihkan tersebut terlewati. Mama dan kakak sudah kembali semangat lagi.

Bulan april, kakak dikenalkan oleh temannya dengan seorang wanita. Wanita yang kini menjadi istrinya. Proses yang sangat cepat, Bulan Mei mama berangkat ke Kalimantan untuk kenal dengan cewek tersebut. Kembali ke Sulawesi lalu balik lagi ke Kalimantan untuk melamar. Akhirnya lamaran kedua dilakukan sebelum puasa. dan merencakan akad akan dilakukan setelah lebaran, kembali menunggu prosesi sidang dan penyelesaian berkas.

Dari prosesi lamaran-sidang-akad banyak hal yang kemudian terjadi. Menjadi hari-hari yang lumayan sulit dalam keluarga. Ternyata rasanya seperti ini ya, menuju halal, menuju pernikahan bukan sesuatu yang gampang, banyak drama yang terjadi. Bukan hanya antara kedua mempelai, tapi juga keluarga. Mama & bapak gantian sakit.

Kalau mengingat kembali malam itu, rasanya pengen nangis. Itu adalah malam paling menyeramkan sepanjang saya hidup. Malam dimana mama tiba-tiba berada dalam kondisi seperti orang sekarat. Minta dibacakan Al-Fatiha beberapa kali, minta dibacain do’a. badanku gemetaran, tak sanggup kumemikirkan kemungkinan terburuk. Beberapa kali kumerengek sama Tuhan, agar senantiasa memberikan kesehatan dan umur panjang kepada kedua orang tua hamba. Rasanya ingin kuskip malam itu dan melupakan segala hal yang terjadi dan rasa yang ada malam itu. Malam itu rasanya menjadi malam yang panjang, malam yang begitu menyeramkan. Inginku langsung pagi dan berharap semalam hanya mimpi buruk. Beberapa hari masa pemulihan, saya selalu memperhatikan perkembangan mama, dan melayani segala kebutuhannya. Alhamdulillah mama kuat dan kembali sehat.

Beberapa hari kemudian. Kembali bapak yang sakit. Badannya panas, panas sekali. Perasaannya dingin. Malam itu, kembali mama dan adik tidak tidur. Gantian mengompress bapak yang badannya sepanas api. Hatiku remuk melihat kondisi bapak yang selama ini sehat tiba-tiba sakit seperti itu. Demam biasa sih sepertinya, tapi itu adalah kali pertama kumelihat bapak terkapar seperti itu. Kukembali merengek sama Tuhan untuk memberikan kesembuhan kepada bapak. Kumemohon sama Allah untuk kesehatan dan umur panjang untuk kedua orang tuaku. Beberapa hari, kami mengurusi bapak. Alhamdulillah atas kuasa Allah bapak kembali sehat meskipun belum sepenuhnya seperti sedia kala. Dua kejadian yang membuat hari-hariku terasa begitu berat. Alhamdulillah dengan kasih sayang Allah semua dapat kami lewati.

Semua kembali fokus ke persiapan pernikahan kakak. Undangan pun di cetak 3 minggu sebelum acara dilaksanakan. Dengan segala keriweuhan persiapan. Mama yang mesti bolak balik Kalimantan untuk mengikuti sidang. Bapak yang tidak tau apa-apa. Saya dan adik yang seminggu jalan menemani teman  yang lagi main ke Makassar. Bukan maksud memprioritaskan teman dibanding membantu persiapan pernikahan kakak. Hanya saja, teman yang memang sengaja untuk liburan di Makassar telah lebih dulu membeli tiket sebelum tanggal nikahan kakak ditentukan. Perkiraan mama, pernikahan akan dilaksanakan di bulan agustus, tapi setelah bertanya kepada om dan orang yang dituakan dikampung, terpilihlah 12 Juli sebagai tanggal baik. Persiapan dadakan pun dilakukan. Kurang dari sebulan jarak antara penentuan tanggal dan acara. Penyusunan nama-namayang ingin diberi undangan, pemesanan catering, dekorasi pengantin, make up dan pendistribusian undangan semua berlangsung begitu kilat.

Dramanya belum berakhir sampai disitu, tanggal 27 Juni waktu yang dijadwalkan untuk kakak sidang ternyata batal karena satu dan lain hal. Mama yang sudah berada di Kalimantan kala itu pun dilanda kepusingan. Satu sisi ingin menunggu kejelasan jadwal sidang, satu sisi harus pulang untuk mengurus persiapan. Akhirnya mama memutuskan untuk pulang sembari menunggu jadwal sidang kakak. Barulah pada tanggal 6 Juli sidang itu berlangsung, dan Alhamdulillah bisa dikuasakan dengan alasan yang bisa diterima. Sidang berjalan lancer dan kakak beserta calon mempelai wanita dan keluarganya menjadwalkan berangkat ke Makassar tangga 8 Juli. Semua berjalan singkat, dan Alhamdulillah diberi kemudahan. Mulai dari keberangkatan hingga pengurusan berkas-berkas pra nikah. Kalau biasanya wajib mengikuti prosedur kurang 10 hari sebelum akad sudah harus melakukan pencatatatn di kantor KUA. Ini mendapat toleransi bisa kurang dari itu karena ada hal yang tidak bisa ditinggalkan. Intinya mah komunikasi.

Oh iya, saya belum menceritakan. Kakak tertua mama yang biasanya mengarahkan ini itu, yang selama ini menjadi orang yang dituakan sekaligus membimbing di Jumat malam tanggal 6 Juli dilarikan ke RS karena hipertensi dan terserang struk. Hingga tulisan ini ditulis, tante yakni kakak tertua mama masih sakit. Mama begitu terpukul dan kehilangan arah. Orang yang selama ini selalu membimbing, membantu banyak hal. Terkapar tak berdaya. Harus berbaring di tempat tidur, bangun pun mesti dibantu. Anaknya yakni sepupu saya yang selama ini total membantu kalau ada acara di rumah sekali pun tak pernah kelihatan karena mengurusi tante saya yang struk. Tante yang saya panggil mama aji selama ini pun begitu bersedih hati, karena tidak bisa menyaksikan keponakannya duduk di pelaminan, bahkan ketika masih di RS pun beliau beberapa kali merengek sama dokter agar diperbolehkan keluar karena ingin melihat keponakannya menikah. Meski pada kenyataannya beliau pun tak bisa hadir karena belum mampu bangun dari tempat tidur. Semoga mama aji lekas sembuh dan bisa kembali sehat seperti sedia kala.

Malam ini, 14 Juli 2018. Saat tulisan ini kutulis, semua orang sudah tidur karena kelelahan. Seharian menjamu tamu dari pagi hingga malam hari. Prosesi panjang pernikahan sudah berakhir. Mulai dari lamaran, sidang, akad hari kamis 12 Juli, malam mappacci 13 Juli, dan resepsi 14 Juli sudah selesai. Selamat menempuh hidup baru kakak dan istri. Semoga mencapai keluarga sakinah mawaddah warahmah. Berkah dunia akhirat. Semoga bisa menjadi pasangan sehidup sesurga. Terimakasih untuk semua keluarga yang sudah membantu mulai dari persiapan, prosesi hingga pasca acara. Kuterharu melihat persatuan dan kesatuan semua keluarga besar baik dari keluarga mama, maupun dari keluarga bapak. Kubahagia anggota keluarga bertambah, keluarga istri kakak pun begitu baik. Semoga selamanya seperti itu.

Selamat berbahagia kakak dan istri, sehat terus mama, bapak dan semua keluarga.
Selamat malam dan selamat istirahat

Beberapa dokumentasi nikahan kakak





Soppeng, 14 Juli 2018
11:57PM   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...