Kamis, 30 Mei 2019

Pembuktian Diri



Akhirnya sampai ke tahap ini, dua tahun berlalu begitu cepat. Rasa deg-degan diterima atau gak di UGM masih terasa, sekarang sudah menyandang gelar M.A dari UGM, meski belum revisian dan belum yudisium hahaha. Masih teringat dengan jelas kegalauan dua tahun lalu memilih masuk UPI atau UGM, deg-degan menanti pengumuman UGM yang sempat diundur padahal waktu kontrak LPDP sudah sampai batas akhir.
Di kota ini, kota yang penuh dengan cinta dan rasa nyaman, waktu bergulir begitu cepat. Mengantar pada pintu finish. Rasanya baru kemarin jadi maba, ikut kuliah pagi jam 7 hingga sore, sekarang sudah selesai mempertanggung jawabkan tugas akhir di hadapan para dosen penguji. Dalam proses mengerjakan tugas akhir begitu banyak keraguan, begitu banyak kekhawatiran, tak jarang pula tekanan menghinggapi selama proses, menjadi anti sosial, malas ketemu sama orang, emosi mendengar orang berbicara, air mata yang jatuh karena revisi gak ada habisnya, akhirnya semua berakhir di dalam ruang Transit Margana selama dua jam.
Saya yang hobby ikut kegiatan volunteering, tidak bisa diam, hingga sering jalan-jalan ke luar kota, jarang kelihatan belajar, kerjanya main mulu, membuat banyak orang berasumsi kalau saya di Jogja kerjaannya kalau tidak jualan, jalan-jalan, ya volunteering hahaha. Perhatian yang berbau sinisme pun tak jarang mampir ke telinga hingga membuat dada sesak sampai menangis sembunyi-sembunyi, apalagi jika sinisme tersebut justru datang dari orang-orang terdekat yang sebenarnya sudah tahu saya prosesnya seperti apa. Namun, tak juga bisa kusalahkan semua itu, orang-orang hanya berasumsi berdasarkan apa yang terlihat, bukan apa yang sebenarnya terjadi. Sesayang itu orang-orang sama saya hingga bentuk perhatiannya pun tak jarang membuat saya kadang tak nyaman.
Alhamdulillah semua bisa terlewati. Bahkan salah seorang teman menyebut saya anggota “geng kamuflase”, update storynya jalan-jalan mulu tapi tesis juga selesai. Saya sih berprinsip yang dishare adalah sesuatu yang orang lain boleh tau, salah satunya ya kebahagian. Kesusahan mah gak usah di share, mending diselesaiin sendiri aja, toh pun kalau orang lain tahu belum tentu bisa memberikan solusi.
Dalam berproses bukan hal yang mudah untuk dilalui, namun saya punya Allah yang besar yang selalu memberikan saya kekuatan untuk melewati segala prosesnya, ada banyak cinta dan doa yang selalu menyertai, tak sedikit dukungan yang diwujudkan secara langsung maupun lewat doa-doa yang melangit.
Suatu pembuktian kepada diri sendiri bahwa organisasi, komunitas, jalan-jalan sama sekali tidak mengganggu urusan akademik. Kembali lagi ke pribadi masing-masing bagaimana dalam mengatur waktu. Karena hobby jalan-jalan dan ikut volunteering saya menjadi lebih keras kepada diri sendiri untuk bisa selesai tepat waktu, saya tak pernah ingin kegiatan-kegiatan saya dijadikan kambing hitam atas ketidak mampuan saya mengelola waktu dengan baik. Saya tak pernah mau ada kata-kata “pantas lama lulus” karena kegiatan luar kampus yang saya ikuti banyak.
Saya merasa mendapat energy yang entah dari mana, kekuatan, mood, serta kejernihan fikiran dalam proses menulis dan mengerjakan tesis. Meski prosesnya tak mudah, tapi selalu punya semangat untuk membuktikan kepada diri sendiri kalau saya mampu untuk melewati semua ini. Sempat iri dan menangis melihat beberapa teman-teman lain yang prosesnya begitu mulus, hanya dua kali bimbingan sudah bisa acc. Saya bahkan harus bimbingan lebih dari lima kali untuk mendapat sebuah tanda tangan acc dari dosen pembimbing. Tapi proses tak pernah mengkhianati hasil, Alhamdulillah proses bimbingan yang lama berdampak kepada proses ujian yang tidak begitu dibantai, pertanyaan dari dosen penguji adalah pertanyaan yang sudah saya dapatkan dari dosen pembimbing selama proses bimbingan.    
Selasa 28 Mei 2019 menjadi hari yang bersejarah bagi saya, hari di mana saya ujian tesis untuk mendapat gelar magister dari kampus impian saya sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Waktu dua jam dalam ruangan tidak begitu terasa, hanya seperti presentasi yang biasa dilakukan di dalam kelas saat kuliah. Di luar ruangan, banyak teman-teman yang menunggu dengan deg-degan hingga saya keluar dari ruang sidang, Alhamdulillah semua tertawa bahagia, memeluk dan menyelemati sesaat setelah saya keluar dari ruang sidang dengan kabar bahwa saya sudah dinyatakan lulus. Rasa bahagia dan haru tak bisa kupendam merasakan dan melihat cinta yang begitu nyata, ketulusan banyak orang yang selama ini mendukung, baik yang sempat disampaikan secara langsung maupun melalui media, doa-doa yang tak pernah berhenti melangit. Terima kasiiiih, I have no words to describe how lucky I am to have you all :’). Terima kasiiih untuk selalu ada, terima kasih untuk energy positifnya, terima kasiih atas banyak hal yang tak bisa lagi kuungkapkan. Untuk orang-orang yang sabar tetap bersama saya dengan berbagai kondisi, orang-orang yang telah menyayangi saya dengan tulis, orang-orang yang berbeda jarak tapi tak pernah berhenti mengirim doa, semangat dan dukungan, serta untuk orang-orang yang tak suka dengan saya. Terima kasiiih. Karena kalian, saya kuat. Karena kalian, saya bisa melewati semua ini.
Saya menyadari apa yang akan saya hadapi ke depan mungkin tak akan mulus dan mudah, tapi saya sudah siap insha Allah. Bukankah memang hidup seperti itu? Setiap fase memiliki ujiannya sendiri, setiap fase selalu butuh untuk diperjuangkan, dan setiap fase kita berhak untuk bahagia. To my future life, be nice ya.
Yogyakarta, 30 Mei 2019
Sesabar-sabarnya dosen pembimbing, my love ibu Daru :'). Duo penguji yang ketce, terima kasiih



 Terima kasiiih untuk kado-kadonya :')

 Tim hore, makasiiih

Tim penjual pisang ijo yang akhirnya jadi keluarga di Jogja hahaha


 Kuliner Karaeng's Family and sahabat KK hahahha
 Tim buketkuy, usaha sampingan. Besoknya mau ujian, malamnya masih buat buket untuk jualan hahaha
Yang bela-belain datang dari Bandung, yang satunya teman cerita dan salah satu support systme selama di Jogja. Makasiiih

 Teman baru kenal tapi langsung akrab, teman volunteering Terjun Desaku
 Yang sudah sabar nemenin dan dengerin ocehanku, yang telah setia menemani dari pagi sampe sore saat ujian. terima kasiiih
Sohib SMA yang masih langgeng sampai sekarang


 Sekoplak-koplaknya manusia, salah satu yang selalu bantuin dan selalu ada, bahkan bela-belain mudik telat hanya karena nungguin sidangku kelar. Terima kasiiih
 Partner rasa sodara, tim hore akoh

 Salah banyak support system akuh, terima kasiiih. Yang selalu ngingetin ini itu, dan yang selalu sabar mendampingin selama ini

 Wanita-wanita sholeha, calon istri idaman nih hahaha

 Ketika Video Call akhirnya menjadi media yang sangat bermanfaat, mendekatkan yang jauh. Teman rasa saudara, yang terpaksa gak bisa datang karena prioritas lain. Terimakasih nengku, sayang deh

 Teman PK yang berjuang bareng-bareng dari awal hingga sama-sama bisa lulus master

 Duo IKM kesayangan yang sudah menyempatkan hadir, terima kasiiiih

 Formasi tambahan dengan adanya om-om pemersatu kami anak pisang ijo a.k.a Kuliner Karaeng

Teman baru kenal tapi sudah seperti sahabat, makaseeeh

Dan untuk semua doa, ucapan, semangat yang diucapkan secara langsung maupun melalui media, terima kasiiiiih.With love, Tiniii.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...