Akhirnya
sampai ke tahap ini, dua tahun berlalu begitu cepat. Rasa deg-degan diterima
atau gak di UGM masih terasa, sekarang sudah menyandang gelar M.A dari UGM, meski
belum revisian dan belum yudisium hahaha. Masih teringat dengan jelas kegalauan
dua tahun lalu memilih masuk UPI atau UGM, deg-degan menanti pengumuman UGM
yang sempat diundur padahal waktu kontrak LPDP sudah sampai batas akhir.
Di
kota ini, kota yang penuh dengan cinta dan rasa nyaman, waktu bergulir begitu
cepat. Mengantar pada pintu finish. Rasanya
baru kemarin jadi maba, ikut kuliah pagi jam 7 hingga sore, sekarang sudah
selesai mempertanggung jawabkan tugas akhir di hadapan para dosen penguji. Dalam
proses mengerjakan tugas akhir begitu banyak keraguan, begitu banyak
kekhawatiran, tak jarang pula tekanan menghinggapi selama proses, menjadi anti
sosial, malas ketemu sama orang, emosi mendengar orang berbicara, air mata yang
jatuh karena revisi gak ada habisnya, akhirnya semua berakhir di dalam ruang
Transit Margana selama dua jam.
Saya
yang hobby ikut kegiatan volunteering, tidak bisa diam, hingga sering
jalan-jalan ke luar kota, jarang kelihatan belajar, kerjanya main mulu, membuat
banyak orang berasumsi kalau saya di Jogja kerjaannya kalau tidak jualan,
jalan-jalan, ya volunteering hahaha. Perhatian yang berbau sinisme pun tak
jarang mampir ke telinga hingga membuat dada sesak sampai menangis
sembunyi-sembunyi, apalagi jika sinisme tersebut justru datang dari orang-orang
terdekat yang sebenarnya sudah tahu saya prosesnya seperti apa. Namun, tak juga
bisa kusalahkan semua itu, orang-orang hanya berasumsi berdasarkan apa yang
terlihat, bukan apa yang sebenarnya terjadi. Sesayang itu orang-orang sama saya
hingga bentuk perhatiannya pun tak jarang membuat saya kadang tak nyaman.
Alhamdulillah
semua bisa terlewati. Bahkan salah seorang teman menyebut saya anggota “geng kamuflase”,
update storynya jalan-jalan mulu tapi tesis juga selesai. Saya sih berprinsip
yang dishare adalah sesuatu yang orang lain boleh tau, salah satunya ya
kebahagian. Kesusahan mah gak usah di share, mending diselesaiin sendiri aja,
toh pun kalau orang lain tahu belum tentu bisa memberikan solusi.
Dalam
berproses bukan hal yang mudah untuk dilalui, namun saya punya Allah yang besar
yang selalu memberikan saya kekuatan untuk melewati segala prosesnya, ada
banyak cinta dan doa yang selalu menyertai, tak sedikit dukungan yang
diwujudkan secara langsung maupun lewat doa-doa yang melangit.
Suatu
pembuktian kepada diri sendiri bahwa organisasi, komunitas, jalan-jalan sama
sekali tidak mengganggu urusan akademik. Kembali lagi ke pribadi masing-masing
bagaimana dalam mengatur waktu. Karena hobby jalan-jalan dan ikut volunteering
saya menjadi lebih keras kepada diri sendiri untuk bisa selesai tepat waktu,
saya tak pernah ingin kegiatan-kegiatan saya dijadikan kambing hitam atas
ketidak mampuan saya mengelola waktu dengan baik. Saya tak pernah mau ada
kata-kata “pantas lama lulus” karena kegiatan luar kampus yang saya ikuti
banyak.
Saya
merasa mendapat energy yang entah dari mana, kekuatan, mood, serta kejernihan
fikiran dalam proses menulis dan mengerjakan tesis. Meski prosesnya tak mudah,
tapi selalu punya semangat untuk membuktikan kepada diri sendiri kalau saya
mampu untuk melewati semua ini. Sempat iri dan menangis melihat beberapa
teman-teman lain yang prosesnya begitu mulus, hanya dua kali bimbingan sudah
bisa acc. Saya bahkan harus bimbingan lebih dari lima kali untuk mendapat
sebuah tanda tangan acc dari dosen pembimbing. Tapi proses tak pernah
mengkhianati hasil, Alhamdulillah proses bimbingan yang lama berdampak kepada
proses ujian yang tidak begitu dibantai, pertanyaan dari dosen penguji adalah
pertanyaan yang sudah saya dapatkan dari dosen pembimbing selama proses
bimbingan.
Selasa
28 Mei 2019 menjadi hari yang bersejarah bagi saya, hari di mana saya ujian
tesis untuk mendapat gelar magister dari kampus impian saya sejak duduk di
bangku sekolah menengah pertama. Waktu dua jam dalam ruangan tidak begitu
terasa, hanya seperti presentasi yang biasa dilakukan di dalam kelas saat
kuliah. Di luar ruangan, banyak teman-teman yang menunggu dengan deg-degan
hingga saya keluar dari ruang sidang, Alhamdulillah semua tertawa bahagia,
memeluk dan menyelemati sesaat setelah saya keluar dari ruang sidang dengan
kabar bahwa saya sudah dinyatakan lulus.
Rasa bahagia dan haru tak bisa kupendam merasakan dan melihat cinta yang begitu
nyata, ketulusan banyak orang yang selama ini mendukung, baik yang sempat
disampaikan secara langsung maupun melalui media, doa-doa yang tak pernah
berhenti melangit. Terima kasiiiih, I have no words to describe how lucky I am
to have you all :’). Terima kasiiih untuk selalu ada, terima kasih untuk energy
positifnya, terima kasiih atas banyak hal yang tak bisa lagi kuungkapkan. Untuk
orang-orang yang sabar tetap bersama saya dengan berbagai kondisi, orang-orang
yang telah menyayangi saya dengan tulis, orang-orang yang berbeda jarak tapi
tak pernah berhenti mengirim doa, semangat dan dukungan, serta untuk
orang-orang yang tak suka dengan saya. Terima kasiiih. Karena kalian, saya
kuat. Karena kalian, saya bisa melewati semua ini.
Saya
menyadari apa yang akan saya hadapi ke depan mungkin tak akan mulus dan mudah,
tapi saya sudah siap insha Allah. Bukankah memang hidup seperti itu? Setiap fase
memiliki ujiannya sendiri, setiap fase selalu butuh untuk diperjuangkan, dan
setiap fase kita berhak untuk bahagia. To my future life, be nice ya.
Yogyakarta, 30
Mei 2019
Sesabar-sabarnya dosen pembimbing, my love ibu Daru :'). Duo penguji yang ketce, terima kasiih
Terima kasiiih untuk kado-kadonya :')
Tim hore, makasiiih
Tim penjual pisang ijo yang akhirnya jadi keluarga di Jogja hahaha
Kuliner Karaeng's Family and sahabat KK hahahha
Tim buketkuy, usaha sampingan. Besoknya mau ujian, malamnya masih buat buket untuk jualan hahaha
Yang bela-belain datang dari Bandung, yang satunya teman cerita dan salah satu support systme selama di Jogja. Makasiiih
Teman baru kenal tapi langsung akrab, teman volunteering Terjun Desaku
Yang sudah sabar nemenin dan dengerin ocehanku, yang telah setia menemani dari pagi sampe sore saat ujian. terima kasiiih
Sohib SMA yang masih langgeng sampai sekarang
Sekoplak-koplaknya manusia, salah satu yang selalu bantuin dan selalu ada, bahkan bela-belain mudik telat hanya karena nungguin sidangku kelar. Terima kasiiih
Partner rasa sodara, tim hore akoh
Salah banyak support system akuh, terima kasiiih. Yang selalu ngingetin ini itu, dan yang selalu sabar mendampingin selama ini
Wanita-wanita sholeha, calon istri idaman nih hahaha
Ketika Video Call akhirnya menjadi media yang sangat bermanfaat, mendekatkan yang jauh. Teman rasa saudara, yang terpaksa gak bisa datang karena prioritas lain. Terimakasih nengku, sayang deh
Teman PK yang berjuang bareng-bareng dari awal hingga sama-sama bisa lulus master
Duo IKM kesayangan yang sudah menyempatkan hadir, terima kasiiiih
Formasi tambahan dengan adanya om-om pemersatu kami anak pisang ijo a.k.a Kuliner Karaeng
Teman baru kenal tapi sudah seperti sahabat, makaseeeh
Dan untuk semua doa, ucapan, semangat yang diucapkan secara langsung maupun melalui media, terima kasiiiiih.With love, Tiniii.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar