Entah sejak kapan aku
mulai memikirkanmu dengan intens
Entah sejak kapan aku
selalu menunggu namamu terpampang di layar ponselku
Entah sejak kapan kau
memproakporandakan isi hati dan pikiranku
Entah sejak kapan aku
selalu berharap kau mendapat jaringan dan mengabariku
Entah sejak kapan aku
mulai berdrama dengan rasaku sendiri
Apa ini kode yang kau
kirimkan
Atau mungkin aku yang
terlalu cepat menafsirkan obrolan absurd kita
Mungkin, karena factor umur
yang akhirnya memaksa kita menjadi dewasa. Memaksa kita untuk mulai memikirkan
kehidupan yang lebih dari sekedar haha
hihi. Atau mungkin aku yang terlalu banyak merasa.
Sore tadi, tiba-tiba
ada nomor baru menelfonku. Aku menjawabnya dengan semangat, kufikir itu salah
satu telefon dari calon siswa yang ingin bertanya tentang kursusan. Sama seerti
yang lalu-lalu. Tapi saat kau memberi salam, kutau itu adalah suaramu. Suara yang
taka sing ditelingaku. Di sela kegiatanku input data difabel yang menjadi
tanggung jawabku sore tadi, aku pun begitu bersemangat bercerita banyak hal
kepadamu. Tentang temanmu yang beberapa hari lalu sempat main ke Jogja.
Namun, tak lama
kemudian obrolan kita beralih ke obrolan tentang uang panaik. Entah sudah
berapa kali kau bahas tentang ini, hingga aku pun jengah mendengarnya. Lagi lagi,
obrolan kita tidak lepas dari bahas uang panaik. Entah maksudnya apa, entah kau
menggodaku di umurku yang sudah tak muda lagi aku belum kelihatan hilal
jodohnya, atau mungkin kau resah dan takut karena merasa tingkat pendidikanku
akan berpengaruh besar terhadap uang panaikku nantinya. Tenang dear, tak perlu
sekhawatir itu. Kalau memang jodoh, akan selalu ada jalan dari Allah untuk
bersama. Aku pun selalu yakin, suatu saat nanti akan ada lelaki yang dengan
gagah perkasa datang menghadap orang tuaku dan memintaku untuk menjadi calon
ibu dari anak-anaknya. Tak perlu membuatku merasa bersalah, tak perlu
mendoktrinkan mahalnya uang panaik ke otakku. Karena aku pun tak kuasa menolak
hal itu. Aku terlahir dan dibesarkan dalam budaya dengan konsep tersebut, dan
itu sudah menjadi budaya yang tidak bisa dihilangkan.
Ah, tulisan sudah
semakin tak karuan.
Selamat tidur, selamat
istirahat.
Sudut kamar, 29 April
2018. 21:30 WIB