Minggu, 05 April 2020

Belajar Reksa Dana


Suatu siang seorang teman mengirimkan link youtube yang membahas investasi reksa dana dan mereview salah satu platform untuk membeli reksa dana, dari penjelasannya yang supel dan simple saya mendapatkan pencerahan dan memilih untuk belajar investasi. Ini link youtubenya https://youtu.be/Jp_QGXhYUdk. Siapa tau teman-teman ingin mencoba investasi Reksa Dana bisa menggunakan flatform Bibit, investasi mulai dari 10.000 dan bisa menggunakan kode referral saya fzkowth, keuntungan dari menggunakan kode referral teman-teman bisa mendapatkan cashback 25.000, saya pun mendapatkan cashback yang sama. Cashback yang bisa kita gunakan saat pembelian reksa dana. Saya memutuskan untuk belajar investasi agar ada tabungan yang akan mendukung hasrat saya untuk tetap bisa jalan-jalan di hari tua, keliling Indonesia bahkan hingga keliling dunia. Pada waktu yang sama skill academy lagi ada program kelas gratis dan terdapat kelas untuk belajar reksa dana. Gayung bersambut saya pun memilih kelas tersebut dan mempelajari materi-materinya. Berikut saya tuliskan penjelasan materinya.

Liyanto Sudarso. Belajar Reksa Dana – Untung Besar dengan Modal Kecil.
Sadar Berinvestasi
Pernah dengar tentang produk investasi gak? Pernah gak sih mendengar banyak kaum milineal yang enggan untuk berinvestasi? Kira-kira apa ya alasannya. Nah, ternyata salah satu alasannya karena kaum milineal menganggap investasi itu lebih cocok untuk usia paruh baya, memiliki posisi dan pendapatan stabil, dan akan memasuki dana pensiun. Ternyata, investasi sudah harus kita pupuk sejak usia produktif loh man teman. Kira-kira kenapa ya? Karena inflasi terjadi setiap tahun. Teman-teman kayaknya familiar dengan istilah “rajin menabung pangkal kaya”, tapi yakin gak tabungan kita akan cukup digunakan beberapa tahun kedepan dengan terjadinya inflasi setiap tahun. Jawabanna, belum tentu. Contohnya nih, tahun 2004 harga sepotong gorengan hanya seratus rupiah, tapi sekarang di tahun 2020 harganya sudah mencapai seribu hingga dua ribu rupiah. Menurut data dari BPS, angka inflasi tahunan umum Indonesia 10 tahun terakhir (2009-2018) sebesar 5,94% setiap tahunnya, belum lagi harga rumah, biaya nikah, pendidikan dan biaya kesehatan yang naiknya bisa sampai double digit tiap tahunnya. Coba deh bayangin jika kita hanya mengandalkan tabungan aja, kita akan sulit mempertahankan gaya hidup kita di masa depan. Rata-rata bunga deposito perbankan saat ini berada di level 5,19%. Jika kita kaum milineal masih mau mempertahankan gaya hidup seperti gadget, mencoba restoran baru, atau pakaian yang up to date kita perlu mendapatkan penghasilan lain, salah satunya ya investasi daripada hanya mengandalkan bunga deposito dan kenaikan gaji tiap tahunnya yang tidak seberapa.

“Dengan mulai berinvestasi kita akan lebih dekat dengan status financial freedom dan keluar dari situasi rat race dalam kehidupan”, Robert Kiyosaki, Penulis Buku Rich Dad Poor Dad.

Apa sih rat race dan financial freedom itu? Tak sedikit orang yang bekerja dan merasa gajinya tidak pernah cukup untuk membiayai pengeluaran dan kehidupan sehari-hari, terutama yang bekerja sebagai pegawai, alhasil mereka akan mencoba untuk meningkatkan pendapatan dengan pindah perusahaan, ironisnya setelah mereka pindah perusahaan dengan gaji tinggi gaya hidup juga ikut meningkat, akhirnya terjadi sebuah istilah lebih pasak daripada tiang sehingga mereka tidak pernah merasa puas dengan gajinya dan selalu merasa kurang, inilah yang dinamakan dengan istilah rat race. Sedangkan financial freedom merupakan situasi dimana sudah memasuki fase cukuo untuk membiayai segala kebutuhan hidup tanpa harus kerja keras. Dengan berinvestasi di usia muda kita akan mencapai financial freedom dihari tua, maka dari itu kita bisa mulai belajar investasi sejak dini.


Faktor Penghambat Investasi
1.Anggapan bahwa investasi hanya untuk orang kaya/orang yang memiliki dana besar untuk investasi.
Fakta ini mungkin relevan di masa orang tua kita dulu, dimana investasi memang membutuhkan dana besar untuk membeli property seperti rumah, tanah, emas, atau mata uang dollar.
Melalui reksa dana kita bisa investasi hanya dengan bermodalkan uang 100.000 loh, dan sudah aman, legal, dan sudah terdaftar di OJK.
2.Anggapan bahwa kita tidak memiliki pengetahuan khusus tentang pasar modal
Alasan ini memang benar adanya jika kita investasi saham atau obligasi melalui perusahaan sekuritas atau bank karena jika kita berinvestasi melalui pasar modal kita memiliki kewajiban untuk melungkan waktu dan menganalisa saham/obligasi yang dipilih.
3.Tidak ada waktu untuk memantau hasil investasi setiap hari
Dengan investasi melalui reksa dana akan dibantu oleh fund manager untuk memantau performa portofolio sehingga kita tidak perlu untuk memantau hasil investasi kita setiap saat, bisa dicek secara berkala saja.

            Skema Kerja Reksa Dana
1. Adanya kumpulan dana masyarakat dari investor individu maupun institusi, dimana Reksa Dana bisa menjadi wadah bagi investor yang memiliki dana minim bisa ikut berinvestasi dalam bentuk portofolio efek.
2.Investasi bersama dalam bentuk portofolio efek yang telah terdiversivikasi.
Yang mana sih yang termasuk portofolio efek? Saham, obligasi, option, dan warrant.
3.Manager investasi (MI) atau asset management yang tugasnya mengelola portofolio efek untuk semua nasabah. Tanggungjawabnya meliputi, analisis investasi, monitor pasar, hingga pengambilan keputusan dan tindakan yang sekiranya bisa memberikan hasil terbaik terhadap nilai investasi investor.
Keuntungan investasi Reksa Dana
1.Analisa dan pengambilan keputusan dikelola oleh manager investasi
2.Instrument investasi bersifat liquid dan fleksibel. Artinya instrument dapat diperjual belikan kapan pun, jadi jika membutuhkan dana secara tiba-tiba kita bisa mencairkan dana Reksa Dana kapan pun dengan waktu pencairan sekitar 3 hari, bisa dicairkan kapan saja tanpa denda, dan besaran pencairan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Bahkan tipe reksa dana money market bisa dicairkan dalam sehari. Bayangin kalau investasinya rumah misalkan, butuh waktu yang lama untuk menjualnya.
3.Investasi reksa dana sudah terdiversifikasi
Misal kita berinvestasi dalam saham via reksa dana maka kita sudah berinvestasi ke dalam berbagai macam saham yang sudah menjadi pilihan manager investasi menimbang dari profil risiko investor. Secara risiko nilai investasi sudah terbagi di beberapa perusahaan pilihan tersebut. Ini menjadi poin keuntungan karena uang investasi tidak terpusat pada satu tempat.
4.Dapat dimulai dengan modal rendah, yakni 100.000.
5.Keuntungan reksa dana bersifat net dan bebas pajak.
6.Tidak ada tiering effect atau diskriminasi jumlah bunga, disesuaikan dengan besar kecilnya jumlah investasi. Di reksa dana, investor besar maupun kecil memiliki kesempatan imbal hasil yang sama dengan catatan waktu investasi dan pencairannya bersamaan.
Note: sebelum berinvestasi di reksa dana perlu diketahui bahwa di reksa dana berbeda dengan deposito yang sudah menentukan imbal hasil secara pasti, di reksa dana imbal hasi tidak tetap, imbal hasil reksa dana bergerak naik turun sesuai dengan kondisi harga pasar.

            Profil Investor
Sebelum berinvestasi kita akan melewati proses risk profiling yang merupakan penilaian atau kesimpulan atas kemampuandan kesediaan investor untuk menanggung suatu risiko investasi. Dengan adanya risk profiling ini investor dapat memahami kemampuan dan kemauan dalam berinvestasi. Selain itu risk profiling juga penting untuk menentukan tipe reksa dana yang sesuai.
Faktor Penentu Tipe Investor
1.Faktor ability, yaitu kemampuan seorang investor dalam menanggung risiko berinvestasi.
Sebelum menentukan kemampuan investor untuk menanggung risiki terlebih dahulu akan diberikan pertanyaan seperti: jangka waktu usia produktif, jumlah kekayaan, dan pengalaman investasi serta produk investasi yang pernah dimiliki. Jika investor masih tergolong muda, masih memiliki usia produktif yang lumayan panjang, memiliki kekayaan yang cukup besar, serta ditambah dengan produk investasi yang cukup banyak maka investor tersebut masuk dalam golongan investor agresif. Sebaliknya, jika investor sudah cukup berumur, memasuki masa pensiun, apalagi terbiasa dengan produk investasi konvensional maka bisa disimpulkan investor tersebut masuk dalam kategori investor konservatif.
2.Faktor willingness, yaitu kemauan investor menanggung risiko berinvestasi. Untuk mengukur kemauan investor dalam menanggung risiko maka investor tersebut akan diberikan sejumlah pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak. Misalkan pertanyaan, apakah investor bersedia melihat nilai investasi naik turun dari waktu ke waktu? Atau apakah investor keberatan jika nilai investasi menjadi nol saat kondisi pasar sangat parah? Dari risk profiling tersebut maka tipe investor dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:

Profil investor sangat konservatif yakni investor yang mencari investasi dengan risiko kecil dan tidak keberatan dengan imbalan hasil yang minimum.
Profil investor konservatif yakni investor yang mencari investasi dengan risiko kecil dan tidak keberatan dengan imbal hasil terbatas.
Investor moderat yakni investor yang mencari imbal hasil yang moderat dengan eksposur risiko terukur.
Investor agresif yakni investor yang mencari imbal hasil tinggi dan siap menerima risiko maksimal.

Silakan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di gambar di bawah ini dengan jujur untuk menentukan tipe investor seperti apakah anda.

Dominan jawaban A maka termasuk investor sangat konservatif, dominan jawaban B maka termasuk investor konservatif, dominan jawaban C maka termasuk investor moderat, sedangkan dominan jawaban D maka termasuk investor agresif.

Jenis Reksa Dana
Obligasi: surat berharga bukti hutang dari penerbit kepada pemberi hutang. Obligasi berguna untuk menghimpun dana masyarakat untuk sumber pendanaan. Manfaat obligasi untuk pemerintah untuk membiayai defisit APBN. Manfaat obligasi untuk pengusaha untuk mendapatkan modal ekspansi usaha.
Saham: surat berharga bukti kepemilikan atas perusahaan. Kelebihan saham untuk investor untuk mendapatkan dividen atau bagi hasil keuntungan perusahaan pada akhir periode pembukuan perusahaan tersebut. Kelebihan saham untuk perusahaan tidak ada jumlah bunga tetap yang harus dibayarkan kepada investor saat perusahaan menerbitkan saham.
1.Reksa Dana Money Market
Surat utang perusahaan yang memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Keuntungan yang didapat oleh investor berupa kupon yang didapatkan dari perusahaan tersebut yang telah diakumulasikan, secara risiko Reksa Dana Money Market paling rendah keuntungan juga paling kecil. Karena risikonya kecil maka reksa dana money market cocok untuk investor yang sangat konservatif. Keuntungannya reksa dana jenis ini tipe pencairannya relative lebih cepat dibandingkan dengan tipe lainnya, hanya butuh satu hari untuk pencairan.
2.Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana yang mengivestasikan minimal 80% alam bentuk surat utang. Tujuannya untuk meningkatkan tingkat pengembalian yang stabil. Imbal hasil dari RDPT yang jauh lebih tinggi daripada deposito dan reksa dana money market jika masuk pada kondisi pasar yang tepat hal ini karena surat hutang pemerintah atau perusahaan yang memiliki tenor atau jatuh tempo di atas satu tahun.
Apa sih bedanya antara surat hutang yang jatuh tempo di atas satu tahun dan surat hutang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun? Untuk surat hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun juga diperdagangkan di pasar obligasi, berbeda dengan surat hutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun surat hutang jenis ini sangat jarang diperdagangkan di pasar obligasi.
Jenis reksa dana ini cocok untuk investor moderat dengan mengharap keuntungan yang tinggi dengan risiko yang lebih terukur. Lalu, bagaimana dengan waktu minimal untuk mendapatkan keuntungan tetap di RDPT? Imbal hasil tidak ditentukan oleh minimal atau maksimal waktu yang digunakan untuk berinvestasi, tapi lebih kepada hasil pembacaan mengenai trend suku bunga.
3.Reksa Dana Saham
Menempatkan investasi ke pembelian saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia/Bursa Efek Luar Negeri. Reksa dana saham berpotensi memberi imbal hasil tertinggi. Reksa dana saham memiliki risiko yang juga tinggi karena reksa dana saham lebih mudah berubah di pasar dibandingkan aktifitas perdagangan surat hutang. Reksa dana ini cocok untuk investor dengan profil agresif, dimana tipe investor agresif siap dengan risiko tinggi dengan imbal hasil yang tinggi pula.
4. Reksa Dana Campuran
Gabungan antara surat utang dan saham. Kita dapat membagi investasi kita ke beberapa tempat, misalkan 70% untuk saham dan 30% untuk surat utang/obligasi.

Teknik Investasi
1. Lump sum strategy/investasi umum
Membeli suatu produk reksa dana dalam jumlah besar sekaligus. Teknik investasi ini membutuhkan keahlian pembacaan pasar yang bagus, ini tidak disarankan untuk investasi pemula karena butuh jam terbang yang tinggi untuk mengetahui kondisi naik turunnya harga di pasaran.
2. Regular investing
Investasi secara bertahap dan rutin, investor jenis ini biasanya menyisihkan uangnya setiap bulan untuk investasi setiap bulan secara rutin. Kelebihan regular investing perlahan-lahan keuntungannya semakin bertambah, disarankan untuk investor pemula. Kekurangannya butuh waktu yang lama untuk menerima peningkatan secara singkat. Disarankan jangan menggunakan dana kebutuhan sehari-hari demi kepentingan regular investing. Misal kamu punya penghasilan 10 juta perbulan, kamu selalu menyisihkan 2 juta perbulan untuk investasi tidak peduli kondisi pasar sedang naik atau turun.
3. Market timing
Investasi dengan menganalisis keadaan pasar. Kelebihannya jika investor dapat menganalisa dan memahami pasar bergerak naik atau turun maka investor dapat mengambil kesempatan untuk untung dengan waktu singkat. Kekurangannya investor harus memahami ilmu analisa fundamental dan teknikal untuk pasar yang mana memakan waktu yang lama untuk mempelajari.

Cara dan Jalur Memulai Investasi
1. Bank
Keuntungannya: kamu akan dibantu oleh pihak bank untuk memilih produk reksa dana sesuai kebutuhan dan target imbalan, lebih aman dan teruji, performa portofolio investasi terpantau, diberi saran alokasi portofolio oleh pihak bank.
Kekurangan beli di bank: ada biaya ekstra, nilai minimum investasinya tinggi, ada biaya pembelian di awal.
2. Supermarket Reksa Dana Online
Keuntungannya: biaya transaksi lebih rendah, tidak ada biaya pembelian awal, ada fitur tambahan menarik seperti financial calculator, video serta artikel basic reksa dana.
Kekurangan beli di supermarket online: harus memantau kondisi portofolio, mencari berita soal pasar sendiri,
3.Website Manager Investasi (Hanya menjual produk MI terkait)
Keuntungannya: Diberi laporan secara berkala oleh MI
Kekurangannya: Produk yang dijual terbatas, hanya MI tersebut. Ini bagus dan sesuai jika kamu sudah menentukan MI sendiri.
Sekian materi dari proses pembelajaran yang saya dapatkan di kelas Liyanto Sudarso tentang investasi di Reksa Dana, semoga bermanfaat.


Lika liku jalan-jalan ke Bali



Setelah menuliskan kisah perjalanan 2D2N di banyuwangi, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan menuju ke Bali dan Lombok, rencana awalnya seperti itu. 2 hari di Bali, lanjut 2 hari di Lombok dan ke Gili Trawangan. Namun, dalam perjalanan setelah menpertimbangkan faktor kepuasan dan kelelahan kami memutuskan untuk menghabiskan waktu di Bali. Perjalanan dimulai dari Banyuwangi, kami menumpangi bus dari terminal Sritanjung. Tariff bus dari Banyuwangi ke Terminal Mengwi yakni 90.000 dan katanya bus terakhir adanya pukul 13.00, saat itu kami berangkat sekitar pukul 12.30 dari penginapan dan tiba di terminal sekitar pukul 13.00 kurang 10 menit. Awalnya kami ingin memesan bakso, baru aja babang baksonya mencampur rempah rempah ke mangkok tiba-tiba busnya datang, kami pun meminta maaf karena tidak jadi membeli dan langsung naik ke bus. Bus berhenti di terminal kurang dari 5 menit, hanya sekedar menurunkan dan menaikkan penumpang. Bus melaju menuju Pelabuhan Ketapang. Oh iya, ini adalah kali kedua saya ke Bali menggunakan jalur darat. Kali pertama datang langsung ke pelabuhan, membeli tiket seharga 6.500 untuk kapal fery yang akan membawa kita menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk, kebetulan pertama kali waktu itu dijemput sama orang tua salah seorang teman jadi tidak perlu pusing memikirkan alat transportasi menuju tempat tujuan. Nah, kali kedua ini karena perginya tanpa tujuan rumah teman atau saudara dan ingin langsung ke penginapan jadi kami memilih untuk naik bus dari Banyuwangi langsung ke Bali. Saran bagi teman-teman yang ingin ke Bali menggunakan jalur darat ada baiknya naik bus dari Banyuwangi langsung ke Bali agar tidak perlu lagi pusing untuk mencari transportasi setibanya di Pelabuhan Gilimanuk, meskipun sebenarnya di Gilimanuk terdapat banyak transportasi. Bus bisa ditemui pas di depan gang stasiun atau bisa langsung menuju jalan masuk pelabuhan. Sedikit gambaran bagi teman-teman yang belum pernah jalur darat ke Bali, jarak dari stasiun cukup dekat ke pelabuhan cukup dekat, cuman butuh waktu sekitar 5-10 jalan kaki. Keuntungan naik bus dari Banyuwangi diantaranya, tidak perlu lagi berjalan kaki dari gerbang pelabuhan menuju ke kapal, tidak perlu lagi membeli tiket kapal, dan tidak perlu lagi repot clingak clinguk cari kendaraan setibanya di Gilimanuk. Dengan menggunakan bus, kita akan melenggang masuk di kapal dengan bus tersebut dan baru dibiarkan turun ketika sudah sampai di kapal. Nah, kenapa harus keluar dari bus setibanya di kapal? Agar tidak terpanggang kepanasan di bus, jadi kita bisa menikmati angina laut di atas kapal. Perjalanan Banyuwagi-Bali cuman sejam kurang, di tengah laut zona waktu akan otomatis berubah dari WIB menjadi WITA.

Sesaat sebelum kapal sandar, kita sudah harus bersiap-siap untuk kembali ke bus. Setelah bus keluar dari kapal kita akan melewati pos penjagaan dan pemeriksaan KTP, saya menyebutnya razia KTP. Konon sih katanya razia KTP ini sudah ada sejak peristiwa Bom Bali dimana hal ini dimaksudkan untuk mengecek orang-orang yang akan masuk ke daerah Bali. Pada saat pemeriksaan KTP ini, kali kedua saya ke Bali dan saya melakukan kebodohan yang sama. Tidak membawa E-KTP. Dulu yang pertama kali tidak membawa E-KTP karena E-KTPnya saya simpan di tempat penyewaan alat outdoor, kebetulan waktu itu berangkatnya bareng salah seorang teman yang orang Bali asli jadinya aman aman aja. Kali kedua ini apes, saya menyimpan E-KTP di Jogja karena takut kalau KTPnya dibawa-bawa nanti hilang, hahaha. Hanya membawa SIM dan KTP biasa. Saya baru menyadari kalau saya telah melakukan kesalahan ketika pemeriksaan KTP dan saya dipanggil masuk ke kantor. Dijelaskan sama bapak-bapak petugasnya bahwa tidak diperkenankan masuk ke Bali jika tidak menggunakan E-KTP. Terus gimana pak? KTP saya ketinggal di Jogja, kataku kepada bapaknya. Gini, pilihannya kamu kembali ke Banyuwangi atau selesaikan di sini. mendengar bapaknya ngomong seperti itu, saya jadi teringat ketika dahulu kala pernah ditilang sama polisi karena waktu itu melanggar rambu lalu lintas, kata-katanya persis sama. Antara sedih sama pengen ketawa mendengar penjelasan si bapak. Selesaikan di sini saja pak, karena saya tidak mungkin balik ke Banyuwangi, KTP saya di Jogja, kataku kepada bapaknya. Tapi pak, saya belum ambil uang di ATM, berapa kiranya yang harus saya bayarkan? Tanyaku lagi. Seadanya aja yang kamu pegang sekarang, kata bapaknya. Pak uang di kantong saya sekarang cuman 16 ribu, ya sudah. Untuk bapak 10 ribu untuk saya 6 ribu sebagai uang saku. Bapaknya menerima dengan raut muka sedikit kesal dan saya pun pamit berlalu sambil senyam senyum mengingat kebodohanku tidak membawa E-KTP dan kerelaan bapaknya saya bayar 10 ribu. Hahahaha 


Setelah saya naik, bus kembali melanjutkan perjalanan menuju Terminal Mengwi, sebelumnya saya sampaikan ke kernetnya untuk memberitahu kami ketika busnya sudah akan masuk ke terminal agar kami tidak perlu masuk lagi ke terminal, karena isunya Grabcar atau gocar tidak bisa menjemput di dalam terminal. Pas di pertigaan jalan masuk ke terminal kami diturunkan oleh supir. Berhubung waktu sudah sore dan kami belum sholat jadi kami mencari masjid terlebih dahulu sebelum lanjut ke Ubud. Ternyata, tidak ada masjid yang bisa diakses dengan jalan kaki. Jadinya kami kembali ke Kediri salah satu daerah di Kabupaten Tabanan. Masjidnya lumayan besar dan terdapat banyak penjual makanan halal dengan harga terjangkau di sekitar masjid.
Malam harinya perjalanan di lanjutkan menuju ke Ubud. Ubud dengan ekspektasi sebuah desa yang dikelilingi pantai dan hamparan sawah yang luas seperti yang sering saya saksikan di film-film FTV. Dari masjid menuju Ubud kita bisa menggunakan transportasi online, waktu itu kami mendapat harga 98.000 dari Masjid di Kediri menuju ke Ubud. Dalam perjalanan saya berkali-kali mencoba mencari penginapan tapi hampir semuanya full, ada satu yang tersisa. Saya memutuskan untuk memesan 2 kamar tapi tidak langsung membayarnya karena ingin melihat bentuk dari penginapan tersebut terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membayar. Tak terasa, sejam kemudian setelah melewati jalan yang panjang dan gelap kami memasuki sebuah daerah yang glamour, penuh kerlap kerlip lampu, dan nampak begitu banyak bule yang seliweran di kanan dan kiri jalan, tak lama kemudian mobil berhenti di depan sebuah gang sebagai tanda tujuan kami sudah sampai. Semuanya diam, terpaku dengan keramaian Kota Ubud. Sangat jauh dari ekspektasi bahwa Ubud adalah sebuah desa yang asri, tenang, hijau, dan ekspektasi lainnya yang tidak mampu lagi terkatakan. Ubud di malam hari itu tak beda jauh dengan kondisi Kuta, sangat ramai dan penuh keglamouran. Saya mencoba mengingat lagi alasan ke Ubud, tidak seperti yang saya dapatkan malam itu. Ekspektasiku buyar seketika. Kami merasa tersesat di kota ditengah keramaian. Setelah semua turun dan barang-barang diturunkan saya bersama seorang teman menuju penginapan yang sebelumnya saya booking saat masih di mobil. Surprisingly semua kamar ternyata sudah full dan aplikasi online tersebut sudah ditutup oleh pemilik penginapan. Kami pindah dari satu penginapan ke penginapan yang lain untuk mencari kamar kosong ternyata zonk. Semuanya full. Ternyata saat kami pergi di bulan agustus tersebut itu adalah high season, jadi banyaak sekali bule yang datang ke Bali untuk liburan. Kembali menemui 2 orang teman lagi yang disuruh menunggu di depan gang dan mendiskusikan kita akan kemana setelah ini, kita tidak mendapatkan penginapan. Sambil berjalan dan mencoba menikmati kerlap kerlip keramaian Ubud saya berselancar mencari penginapan yang ada disekitar situ dan bisa diakses dengan jalan kaki, ZONK. Penginapan yang tersedia dengan dua kamar jaraknya sekitar 5KM dari Kota Ubud. Tidak ada pilihan lain, penginapan itu yang menjadi tujuan kami. Selanjutnya yang kami fikirkan adalah bagaimana akses menuju ke penginapan. Berkali-kali ngecek grab dan gojek tapi zonk, ternyata ada larangan ojek online beroperasi daerah Ubud. Pilihannya hanya dua, jalan kaki atau naik taksi lokal yang tarifnya 150.000. Dua pilihan yang sama-sama berat. “Pak, bisa antarkan kami ke Penginapan ini (sambil menunjukkan alamat penginapan yang kami maksud)”. Bisa, kata bapaknya. “Berapa pak?” Tanyaku. 150.000 kata bapaknya. Wuih mahal banget pak, bisa 50ribu gak pak? Tadi kami cek di gojek cuman 38.000. Gak bisa, kata bapaknya. Lagian juga kalian tidak bisa menggunakan ojek online di sini, lihat tuh ada tulisan ojek online dilarang masuk. Dan memang benar, tulisan larangan ojek online itu ada sepanjang mata memandang.

Kami berlalu meninggalkan si bapak sambil berdiskusi dan mencari minum. Chatime adalah tempat yang kami tuju, salah satu tempat yang harganya manusiawi dan sudah tau rasanya seperti apa. Sambil menunggu chatime disajikan, kami istirahat sejenak dan berfikir akan menggunakan apa menuju penginapan. Satu-satunya opsi adalah menggunakan taksi lokal, menimbang bahwa malam juga semakin larut. Alhamdulillahnya ketemu sama bapak supir taksi yang sudah mau pulang, jadi kami menawar harga dari harga 150.000 menjadi 100.000, kebetulan rumah si bapak searah dengan penginapan yang akan kami tempati menginap. Bapaknya begitu ramah, sepanjang jalan bercerita, dan mengantar kami sampai pas di depan penginapan yang meskipun sempat berkali-kali nyasar. Penginapan kami malam itu namanya Reddoorz Sayan Ubud dengan harga dua kamar yakni 226.000. Penginapan ini lumayan worth it, kamarnya luas dengan fasilitas lengkap dan memiliki kolam renang yang kami gunakan bersantai esok paginya.
 Kartu nama bapak yang di Ubud.

Esok paginya, kami menemui receptionist. Niat hati ingin booking kamar untuk 2 malam lagi, ternyata sampai 3 hari kedepan semua kamar sudah full booked oleh rombongan dari salah satu perusahaan. Kembali kami pusing lagi mencari penginapan. Alhamdulillah dapat di Airyrooms yang jaraknya 8 KM lebih, gapapalah dari pada tidak ada sama sekali. Menjelang siang kami gotong gotong barang pindah ke penginapan yang baru, syukurnya di penginapan sebelumnya terdapat penyewaan motor jadi mobilitas kami menjadi mudah. Harga sewa motor di Bali yakni 75.000, itu yang kami dapatkan. Gak tau kalo ada variasi harga yang lain. Oh ya, saran jika jalan-jalan ke Bali wajib banget sewa kendaraan karena kita tidak bisa mengandalkan transportasi umum yang entah ada atau tidak.

Penginapan yang pertama


Tiba di penginapan kedua, kondisinya sangat jauh berbeda dari penginapan sebelumnya. Kamarnya sempit, water heaternya tidak nyala, sepreinya seperti tidak penah diganti dalam waktu yang lama dan terdapat banyak bangkai semut di dalam kamar mandi, belum lagi di depan kamar terdapat kali besar yang dikelilingi pohon bamboo menambah paket lengkap penginapan tersebut. Penginapannya berada di dalam gang, sebuah hostel yang kerjasama dengan Airy rooms yang nampak dari kamar-kamar yang ada semuanya kosong, hanya kami tamu yang ada di hotel tersebut. Bahkan bapaknya juga sempat heran saat kami datang. Pokoknya begitulah kondisi penginapan yang kedua. Harganya bahkan lebih mahal dari penginapan yang pertama, yakni 264.000 untuk dua kamar. Gapapalah ya dari pada gak ada sama sekali. Selesai ngobrol dengan bapak pemilik penginapan dan setelah menyimpan barang kami bergegas mencari masjid, kebetulan 2 dari teman kami itu hendak menunaikan sholat jumat sekaligus kami mencari makan. Sekitar kurang dari 10 KM dari penginapan ada masjid yang juga berada di dalam gang yang akan melaksanakan ibadah sholat jumat, di depan gang masjid ada penjual nasi kuning sepasang suami istri yang katanya dari Jakarta berjualan di Bali. Si ibu pakai jilbab dan pelanggannya banyak, sepertinya pelanggannya juga kebanyakan orang-orang yang mencari makanan halal.

Cowok-cowok selesai sholat jumat dan kami selesai sholat duhur kami menuju ke destinasi yang kami lihat di google, sebuah bukit yang namanya Campuhan Hills dan Tegalalang. Berada tak jauh dari pusat Kota Ubud. Untuk sampai ke lokasi butuh waktu jalan kaki sekita 15-30 menit. Sesampainya di lokasi temanku nyeletuk, ini mah padang ilalang. Di belakang rumah juga banyak. Antara kesel, sedih, sama pengen ngakak dengar komentarnya. Keselnya karena mukanya pada bete tidak sesuai ekspektasi, pengen ngakak karena memang kenyataannya seperti itu. Bule-bule itu semangat dan exited banget melihat pemandangan itu karena mungkin di tempatnya tidak ada yang seperti itu. Kita mah karena dari kampung jadi itu adalah pemandangan yang biasa kita saksikan. Well, dari semua komentar-komentar teman-teman itu saya malah bersyukur dan takjub dengan pemandangan alam yang terhampar luas sejauh mata memandang. Udaranya dingin dan tenang. Takjub kok bisa ya bisa setenang dan sedamai itu, padahal kurang dari 1 KM di depan sana adalah kota Ubud yang ramainya luar biasa, belum lagi kendaraan yang macetnya naudzubillah di pertigaan dekat tempat parkir motor. Malamnya kami mencoba kembali menapaktilasi Kota Ubud. Kota ini glamour dan indah ternyata. Restoran kiri kanan, bule seliweran sana sini, penjual pernak pernik begitu ramai dan kami adalah populasi 1% warga lokal diantara 99% turis yang ada di Kota Ubud.

Esok harinya kami memulai perjalanan lagi. Perjalanan hari kedua jauh lebih menyenangakan dan kami mengunjungi tempat-tempat yang indah. Salah satunya yakni Desa Penglipuran, sebuah desa adat di Kabupaten Bangli dan dinobatkan sebagai desa terbersih. Tiket masuk ke Penglipuran yakni Rp 15.000. desa ini sangat indah dan bersih, janur kuning masih terpasang di depan rumah-rumah warga karena memang baru beberapa saat hari Raya Galungan dan Kuningan selenggarakan. Saya terpesona dengan Bali yang masih menjunjung tinggi tradisi, adat istiadat dan melestarikan budaya. Kayaknya ini menjadi salah satu sebab kenapa Bali selalu menjadi tempat tujuan wisata para turis. Adat istiadatnya masih dilestarikan dan banyak wisata alam yang begitu indah. Oh iya, di Penglipuran ini semua rumah warga terdapat jualan baik jualan makanan maupun jualan hasil kerajinan tangan. Warganya begitu rumah, sempat saat kami membeli minuman di rumah salah seorang warga kami melakukan obrolan dengan ibu-ibu pemilik warung tersebut. Ibunya bercerita kalau dari dulu memang warga di Penglipuran sudah menjaga kebersihan dan adat istiadat, setiap ada lomba mereka senantiasa ikut, dan hasilnya beberapa tahun kemudian desa itu masuk menjadi salah satu desa terbersih dan menjadi tujuan wisata yang paling diincar ketika ke Bali. Di sini juga terdapat sebuah tempat semacam pendopo yang menjadi tempat para penari tampil dan latihan menari bagi pengunjung yang ingin belajar menari.





Tempat kedua yang kami kunjungi di hari kedua yakni Tirtagangga, lokasinya berada di Kabupaten Karangasem. Tirtagangga merupakan terkenal dengan istana air yang dikelilingi labirin kolam dan air mancur. Tempatnya memiliki ciri khas keindahan yang berbeda dari Penglipuran. Tiket masuknya sebesar 25.000. Tak berbeda jauh dari tempat-tempat wisata lain, Tirtagangga juga dipenuhi dengan bule. Sepertinya semua tempat wisata yang ada di Bali didominasi dengan bule. Di Tirtagangga kita bisa menikmati labirin kolam yang indah, bisa memberikan makanan ikan, dan berfoto-foto.



 

Tempat ketiga yang kami kunjungi adalah pantai yang kami lihat di sepanjang jalan kami menuju Kuta. Pemandangan sore hari yang sangat indah. Inilah pemandangan yang sering saya saksikan di FTV FTV. Dari Tirta Gangga menuju Kuta kami melewati sepanjang garis pantai. Kami sengaja ke Kuta hanya untuk mencari makanan halal yang terkenal, namanya Warung Muslim Ayam Betutu Bu Ferdi. Rasanya enak dan harganya relative murah. Setelah itu kami balik lagi ke Ubud.

Keesokan harinya, yakni hari ketiga dan merupakan hari terakhir kami di Bali. Kami mendatangi tempat wisata Hidden Canyon. Tempat wisata yang sebenarnya 2 hari sebelumnya sudah kami kunjungi tapi tidak jadi kami masuki karena harganya lumayan mahal, yakni 100.000. Untungnya, saat kami ke sana lagi untuk kedua kalinya kami datang pagi-pagi sekali dan merupakan pelanggan pertama jadi kami mendapat diskon 25%, jadilah kami masuk dengan harga 75.000. Hidden canyon terletak di Ubud, dekat dari Pasar Sukowati. Di Hidden canyon ini kita akan susur sungai dengan tebing di kiri kanan dan bebatauan yang besar lagi banyak. Aktifitas yang lumayan menyenangkan dan porter yang selalu siap sedia menunjukkan jalan yang lurus bagi kami dan siap sedia senantia memotret kami setiap saat. Ini menjadi salah satu destinasi wisata yang recommended ketika ke Ubud. Menjelang akhir perjalanan Hidden Canyon nanti ada air terjun kecil yang kita diperbolehkan untuk minum langsung dari sana tapi tidak diperkenankan minum bagi yang haid. Di dekat air terjun kecil tersebut ada pendopo yang setia dibawakan sesajen. Waktu itu sempat dijelaskan oleh bapak bapak yang membawa sesajen tersebut nama-nama dewa, kenapa sesajen tersebut setiap hari harus diganti dan kenapa harus menggunakan pakaian adat, cuman karena ingatan saya yang cetek saya sudah lupa apa yang dijelaskan :/. Hihihi


At the end of the story jalan-jalan ke Ubud adalah salah satu pilihan terbaik yang pernah saya ambil, menikmati hijaunya Ubud dan sawah yang masih banyak terhampar, keramahan masyarakat dan adat istiada yang begitu kaya. Meskipun awalnya sempat menyangka kalau Ubud tidak sesuai ekspektasi, ternyata pengalaman indah yang tak terduga banyak disajikan oleh kota ini. Oh ya, pengeluaran kami selama 4 hari 3 malam di Bali sekitar satu juta sudah termasuk Akomodasi PP dari Banyuwangi, makan, penginapan, dan akomodasi selama di Bali.
 


Tibalah kami di akhir perjalanan di Bali, kami bersiap-siap untuk balik ke penginapan, siap-siap dan kembali ke terminal lalu menuju ke Banyuwangi. Oh iya, pada akhirnya meskipun penginapannya kurang nyaman kami tetap bertahan 2 malam di penginapan tersebut karena malas pindah-pindah. Untuk menuju ke terminal kami membujuk bapak pemilik penginapan untuk mengantar kami ke Terminal Mengwi. Awalnya bapaknya tidak mau karena jauh, tapi setelah dibujuk-bujuk akhirnya si bapak berkenan mengantar kami ke terminal dengan bayaran 150.000. Kali ini kami masuk di terminal mengwi dan mencari bus yang akan membawa kami menuju ke Banyuwangi. Berhubung kami sudah punya rate harga sebelumnya yakni 90.000, jadi kami pun mencari bus dengan harga yang sama menuju ke Banyuwangi. Alhamdulillah dapat. Sore harinya kami berangkat dan tiba di Banyuwangi pada malam harinya. Karena tiket kereta kami ke Jogja masih keesokan harinya akhirnya kami harus menginap lagi di Banyuwangi. Kali ini kami mendapat penginapan darurat di lantai dua rumah panggung seorang penjual nasi padang, harganya 100.000. bagi teman-teman cowok yang menggunakan mode hemat boleh banget tidur di masjid yang berada di depan pelabuhan pas. Di sana tersedia tempat menginap untuk cowok.

Sekian perjalanan kami dari Banyuwangi-Bali-Banyuwangi lagi.


Serba Serbi 2024

Siang ini, 30 Desember, menepi dari segala keriuhan dan memilih nongkrong di sebuah kafe favorit di tengah Kota Makassar, mencoba memesan ma...